Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mitigasi Gempa dan Tsunami di Selat Makasar, P3GL - Universitas Cambridge dan ITB Pasang Alat Sensor Getaran Dasar Laut

Sabtu, 24 Agustus 2019 20:57 WIB
Mitigasi Gempa dan Tsunami di Selat Makasar, P3GL - Universitas Cambridge dan ITB Pasang Alat Sensor Getaran Dasar Laut

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkolaborasi dengan dengan Tim Universitas Cambridge dan Institut Teknologi Bandung (ITB), memasang 27 unit Ocean Bottom Seismometer (OBS) di Selat Makasar, Perairan Sulawesi.

Pemasangan ini dilakukan oleh para peneliti dengan menggunakan Kapal Riset Geomarin III, terhitung 15 Agustus 2019 sampai akhir Agustus 2019.

"Pemasangan OBS ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk meminimalisir gempa bumi dan bencana tsunami di Pulau Sulawesi dan Kalimantan," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Agung Pribadi di Jakarta, Sabtu (24/8).

Baca juga : Pertamina Tambah Pasokan LPG 3 KG di Jatim

Selain mampu mendeteksi sinyal gempa, OBS juga memiliki kelebihan dalam kapasitas perekaman, analisis yang lebih baik, serta sistem peringatan dini yang efektif.

Berdasarkan laporan dari BLU P3GL, kegiatan ini menjadi bagian dari riset pengembangan pemodelan untuk wilayah Sulawesi, yang sebelumnya telah dikembangkan oleh ITB dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Hasil pengembangan riset akan jadi rujukan untuk penyusunan kebijakan pemerintah, untuk menetapkan standar bangunan yang tepat, dan menyediakan sarana kesiapsiagaan terhadap gempa bumi dan tsunami," ungkap Agung.

Baca juga : Tinggi Gelombang di Pantai Selatan Capai 6 Meter, Wisatawan dan Nelayan Diimbau Hati-hati

Sementara itu, Peneliti Geologi Universitas Cambridge Simone Pili menilai, pemilihan lokasi di Selat Makasar mengacu pada peristiwa gempa bumi dan tsunami pada September 2018. Apalagi, daerah antara Kalimantan dan Sulawesi terletak dalam suatu zona kompleks interaksi antara lempeng Australia, Pasifik, Filipina dan Sunda serta beberapa microplate.

"Gempa bumi Palu menyebabkan longsoran dasar laut berskala besar, yang memindahkan sejumlah besar volume air, sehingga tsunami terjadi," jelas Pili.

Untuk membuktikan hal ini, diperlukan riset lanjutan agar dapat memberikan gambaran secara menyeluruh struktur geologi dalam. Seperti Palu-Koro dan zona subduksi di Selat Makasar dan Laut Sulawesi.

Baca juga : Dirut PLN Pimpin Pelepasan Jenazah GM UIT JBB Trino Erwin

Sebagai informasi, OBS merupakan seismometer (alat pendeteksi) yang dirancang untuk merekam gerakan bumi di bawah lautan dan danau, dari sumber buatan manusia dan sumber alam. Sensor di dasar laut digunakan untuk mengamati peristiwa akustik dan seismik. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.