Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sofistikasi, Penting!

Gus Yahya: Pesantren Dan Lulusannya Harus Bisa Menjaga Aspek Kecerdasan Spiritual & Intelektual

Selasa, 11 Oktober 2022 23:39 WIB
Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf, saat menyampaikan arahan pada agenda Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (11/10). (Foto: Dok.PBNU)
Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf, saat menyampaikan arahan pada agenda Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (11/10). (Foto: Dok.PBNU)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sofistikasi kelembagaan pesantren sangat diperlukan untuk menjaga warisan salaf dari sisi akademik, dalam rangka menjaga aspek spiritual. Serta perubahan zaman, seiring tren pengembangan akademik di pesantren.  

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, saat menyampaikan arahan pada agenda Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (11/10).  

Baca juga : Puan: Satgas Perlindungan Data Harus Bisa Selesaikan Semua Kebocoran Data

Pria yang karib disapa Gus Yahya ini mengatakan, RMI perlu menginisiasi adanya pemetaan atau klasifikasi pesantren, berdasarkan standar mutu dan penguatan metodologi pembelajaran. Sehingga, pesantren dan lulusannya tetap terjaga dari aspek kecerdasan spiritual. Sekaligus mampu mengembangkan kecerdasan intelektual.  

“RMI harus mampu merumuskan sistem kebijakan atau standar mutu nasional pondok pesantren NU, dengan tetap menjaga soliditas akademik dalam menjaga kualitas lulusan. Sehingga, para lulusan dan pesantren tetap mampu menjalankan fungsi pendidikan, mengembangkan strategi dakwah serta menjalankan pemberdayaan masyarakat sekaligus,” terangnya.

Baca juga : HNW Harap Dana Abadi Pesantren Segera Terwujud

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang ini juga meminta RMI melakukan identifikasi sumber sanad keilmuan yang muttashil. Serta membuat kerangka dasar fasilitasi program, dalam menjaga mata rantai atau sanad keilmuan yang menjadi kekuatan pondok pesantren.

 “RMI sebagai struktur policy PBNU yang membidangi pesantren, harus menjadi lembaga yang mampu memberikan tawaran kebijakan, yang mampu mendorong pengembangan pesantren dari segala aspeknya,” tandas Gus Yahya.  

Baca juga : Pentingnya Asupan Nutrisi Seimbang Dan Olahraga Untuk Kesehatan Jantung

Rakernas RMI PBNU pada 10-12 Oktober yang mengusung tema "Merawat Pesantren, Membangun Peradaban" ini dibuka oleh KH Hasib Wahab Chasbullah sebagai Ketua PBNU, dan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf beserta jajaran Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthofa dan KH Nusron Wahid. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.