Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peringati 23 Tahun Reformasi

Amien Ngoceh-ngoceh, Ngabalin Nggak Kaget

Sabtu, 22 Mei 2021 07:40 WIB
Ketua majelis syuro Partai Ummat Amien Rais saat merayakan 23 tahun reformasi di YouTube pribadinya, Kamis (20/5/2021). (Foto: YouTube Amien Rais)
Ketua majelis syuro Partai Ummat Amien Rais saat merayakan 23 tahun reformasi di YouTube pribadinya, Kamis (20/5/2021). (Foto: YouTube Amien Rais)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amien Rais merayakan 23 tahun reformasi bersama konco-konconya di YouTube pribadinya, Kamis (20/5). Banyak sindiran hingga kritik pedas ditujukan Amien ke Presiden Jokowi. Mengetahui Amien ngoceh-ngoceh begitu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin nggak kaget. Karena di mata Amien, Jokowi nggak pernah ada baiknya.

Refleksi 23 tahun reformasi yang digelar Amien Cs secara virtual itu berlangsung sekitar 2 jam. Persisnya 1 jam 58 menit. Selain refleksi, acara bertajuk Merawat Reformasi ini juga sekaligus halalbihalal Partai Ummat. Partai baru, yang didirikan Amien.

Ada sejumlah tokoh beken yang turut diundang berbicara Rocky Gerung, Refly Harun, Chusnul Mar’iyah dan Buni Yani. melalui saluran Zoom. Antara lain,

Baca juga : Perindo Kasih 4 Rekomendasi Buat Perdamaian Palestina-Israel

Mula-mula, adalah Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi yang mendapat kesempatan bicara. Menantu Amien itu bilang, acara itu dimaksudkan untuk meluruskan kembali sejarah reformasi kepada anak muda. “Kami ingin meluruskan kembali bias informasi tentang reformasi,” ucap Ridho dalam sambutannya.

Giliran Amien. Salah seorang tokoh reformasi itu mengetengahkan nostalgia dan cerita-cerita perjuangan reformasi tahun 1998 silam yang tak banyak diketahui publik. Ia juga membandingkan bagaimana kekuatan people power Indonesia dengan beberapa negara dalam mendongkel kekuasaan. Ada yang berhasil, ada yang gagal.

Di Indonesia, berhasil. Karena Presiden Soeharto kala itu, bersedia berhenti dari jabatannya, setelah didesak oleh aksi pengunjuk rasa secara besar-besaran. Dalam hal ini, Amien memuji kebesaran hati Soeharto.

Baca juga : RI Dan Andorra Jadikan Pemuda Ujung Tombak Kerja Sama

“Apapun, pak Harto pada hari terakhirnya itu menjadi negarawan,” puji Amien. “Jiwa sapta marganya mengalahkan hawa hasrat politiknya,” sambungnya.

Namun, ia menyayangkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang menjadi pemantik demonstrasi tahun 1998, belum banyak berubah setelah 23 tahun reformasi. Bahkan lebih parah dari era Orde Baru.

“Sekarang, pengusaha mendikte penguasanya. Politik sudah digenggam oleh kekuatan bisnis. Semua itu tanpa resistensi. Apapun itu, akan dilakukan. Ini bahaya sekali,” sesalnya. “Oligarki ekonomi mendikte apapun yang diinginkan,” tegas Amien, dengan menunjuk-nunjuk jari telunjuknya ke bawah.

Baca juga : BPIH Tahun Ini Masih Digodok, Naga-naganya Naik

Ia juga mencontohkan bagaimana nepotisme terjadi saat anak dan mantu Jokowi bisa dengan mulus jadi Wali Kota, tanpa resistensi. Amien mengingatkan, agar Jokowi berpikir lebih dalam lagi terhadap apa yang sudah dijalankan. Karena, menurutnya, semua penguasa akan lengser pada waktunya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.