Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cari Figur V For Vendetta

Minggu, 27 Juni 2021 08:26 WIB
Ngopi - Cari Figur V For Vendetta
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Saya mengenal film “V For Vendetta” sekitar 2009, saat masih di kampus. Film itu diangkat dari kisah revolusioner novel grafis karya Alan Moore setebal 300 halaman lebih. “V For Vendetta” dibintangi Hugo Weaving sebagai V. Dia adalah pria bertopeng yang memulai perang seorang diri melawan pemerintahan Inggris pasca Perang Dunia III.

Penggemar novelnya bilang, film “V For Vendetta” jauh di bawah ekspektasi. Bahkan, penulisnya menyebut, film itu kurang mantap. Saya sih nggak peduli. Yang ada saat itu, justru jatuh cinta banget. Apalagi yang diusung paham anarkis, pas banget, kebetulan ketika itu penggemar punk. Maklum, di era itu, kultur punk sedang jadi lifestyle remaja. 

Ternyata, bukan saya saja yang kesengsem. Teman-teman di organisasi mahasiswa juga beri jempol untuk film ini. Mau anak-anak kiri, kanan, maupun yang dicap ekstrem kanan di zaman itu, kagum dengan “V For Vendetta”.

Baca juga : Mencari Pemburu Rente

V bagi saya sosok khayalan tapi derajatnya lebih tinggi dari Spiderman, Superman, dan sebagainya. Sebab itu, saya rela merogoh kocek untuk mencari figur (action figure) “V For Vendetta”. Mencari figur tersebut amat susah. Karena langka. Kalau ada pun, dengan ditawar harga tinggi, kolektor belum tentu mau melepasnya. Di marketplace asing juga tidak bisa saya dapatkan.

Alhamdulillah, jodoh nggak ke mana. Ujug-ujug ada teman komunitas yang mau menjual. Harganya memang jauh di atas standar action figure superhero bekas. Tapi, karena desakan hobi dan nafsu yang sejak lama bergemuruh, akhirnya saya putuskan beli figur tersebut. Alasan saya, wajib punya figur “V For Vendetta” karena sempat nge-fans dan limited edition. Maka, lebih baik menyesal membeli daripada menyesal nggak beli.

Bagi saya, ini film superhero yang layak ditonton orang yang bukan penggemar superhero. Alan Moore dalam karyanya ingin mengatakan bahwa anarkis sebetulnya bukan pengrusakan atau kekacauan. Pengrusakan adalah vandalisme. Dalam film ini juga dikisahkan siapa teroris sebenarnya.

Baca juga : Gagal Di Liga Europa, Ibra Fokus Kejar Scudetto

Film mengangkat kondisi Inggris di masa depan pasca Perang Dunia III, yang berada di bawah kepemimpinan rezim yang totaliter dan antikritik. Krisis moral dan keadilan. Kelaparan, penyakit, dan juga angka kematian tinggi. Kondisi ini dimanfaatkan politikus fasis, sosok antagonis yang ambisius meraih dan mempertahankan kekuasaan. 

Masyarakat harus memiliki paham seragam. Semua dikontrol, tidak ada kebebasan sipil, bahkan tidak ada kebebasan berpendapat. Sampai-sampai, untuk beragama, selain ajaran yang direstui pemerintah, dianggap sebagai sebuah kejahatan. 

Dalam satu bagian, dikisahkan bagaimana seseorang ditangkap hanya karena memiliki Al-Qur’an. Film, buku-buku sastra, dan bahkan juga karya-karya seni dilarang. Di tengah kondisi demikian, sosok individu bernama V, mengenakan kostum ala Guy Fawkes terpanggil untuk melancarkan propaganda. 

Baca juga : Akurkan Dua Mantan

V sebagai superhero berjuang hingga titik darah penghabisan melawan musuh-musuhnya. Kerennya, sosok penjahat bukanlah sosok monster atau mutan seperti film fiksi umumnya terbitan DC Comics atau Marvel.

Penulis: Fajar El Pradianto, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.