Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Mau Selamatkan Demokrasi, Terus Berjuang Melayani Rakyat
Konsisten Jadi Oposisi Tunggal, Apa PKS Bisa Tiru Sukses PDIP?
Minggu, 27 Desember 2020 08:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih konsisten menjadi oposisi tunggal terhadap pemerintahan Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin. Berdalih ingin menyelamatkan demokrasi, partai berlogo bulan sabit mengapit padi itu percaya diri, pilihan sikap politiknya itu akan berujung sukses di Pemilu 2024.
“Coba kalau kita semua gabung ke Pak Jokowi, kita akan dicoret menjadi negara demokratis. Jadi, PKS akan terus berjuang dan terus melayani rakyat. Insya Allah, hasil tidak akan mengingkari proses,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Mardani Ali Sera di acara PKS Legislatif Corner, di jejaring YouTube PKS, kemarin.
Pernyataan ini merupakan jawaban atas pertanyaan peserta diskusi yang menuding kritik pedas PKS terhadap pemerintah saat ini karena tidak mendapatkan jatah di pemerintahan. “Sejak awal PKS meneguhkan diri sebagai oposisi karena cinta kepada negeri. Kalau tidak ada oposisi, tidak ada check and balances, tidak ada yang jagain, kasihan,” ucap Mardani.
Baca juga : Terlalu Dikekang, Rakyat Bisa Stres
Anggota Komisi II DPR ini menuturkan, jika kekuasaan itu dipegang secara tunggal tanpa kontrol, kemungkinan besar menjadi tirani yang membahayakan rakyat. “Pak Jokowi dan pemerintah semestinya bersyukur ada PKS. Indonesia tetap sebagai negara demokratis,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, politisi asal Jakarta itu menyebut ada tiga tantangan yang harus segera diatasi Presiden Jokowi pada saat ini. Pertama, mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang sudah berlangsung sejak Maret lalu yang sampai saat ini masih tinggi jumlah kasus positif. Kedua, Presiden Jokowi dan jajarannya harus membangun kekuatan industri pangan dan energi di dalam negeri. Tantangan terakhir, sebaiknya pemerintah jangan membelah umat Islam menjadi dua bagian, antara kelompok Islam politik yang radikal dan kelompok kultural. “Dan itu, perlu negara yang adil, yang hadir di tengah masyarakat,” pungkasnya.
Seperti diketahui, pemerintah saat ini mengakui dan menghormati pilihan politik PKS yang teguh menjadi oposisi tunggal. Pengakuan itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca juga : Rektor Positif Covid-19, ITS Lockdown Dan Larang Dosen Ke Luar Kota
“PKS adalah salah satu partai terbesar di republik ini. Rasanya tidak berlebihan jika PKS adalah aset bagi demokrasi kita,” ujar Luhut dilansir dari PKSTV.id, saat Musyawarah Nasional V PKS, November lalu. Nah, karena termasuk sebagai aset demokrasi di Indonesia, Luhut berharap agar partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu itu terus memberikan keteladanan bagi bangsa.
Sebelumnya, pengamat politik asal Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi mengatakan, partai politik (parpol) yang bersikap sebagai oposisi akan diuntungkan di tengah koalisi gemuk pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin saat ini. Dia mencontohkan, pengalaman Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat menjadi oposisi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “PDIP menang di Pilpres maupun Pileg 2019. Saya kira hal yang sama bisa terjadi pada parpol yang mengambil oposisi saat ini,” kata Muradi.
Partai oposisi bisa mengambil keuntungan untuk kontestasi pada 2024 mendatang, asalkan saja punya tiga modal. Yakni, political endurance (daya tahan politik), political cost (biaya politik), dan delivery issue (menguasai isu). “Tiga ini saja yang bisa mereka lakukan, 2024 akan panen,” pungkasnya. [BSH]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya