Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Porsi Kredit UMKM Diperbesar,
Gelora Usul Bunga Bank Ikutan Disunat Dong
Selasa, 6 April 2021 20:48 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan dinaikkan, dari yang semula Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta. Selain itu, plafon KUR untuk UMKM yang sebelumnya Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar ditingkatkan menjadi Rp 20 miliar. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (5/4).
Namun langkah tersebut, menurut Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta, perlu dibarengi dengan penurunan suku bunga untuk UMKM dari perbankan BUMN. Serta sejumlah relaksasi administrasi kredit lainnya.
"Keinginan Presiden tersebut adalah berita gembira bagi UMKM Indonesia. Namun hal tersebut tidak cukup untuk memacu geliat UMKM di tengah pandemi Covid-19," kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (6/4).
Anis Matta melihat program stimulus UMKM dari pemerintah masih parsial, karena persoalan melesunya kredit UMKM bukan berarti perbankan tidak punya likuid kredit. Namun, karena para pelaku UMKM takut tidak mampu bayar kreditnya di tengah suku bunga UMKM yang masih terbilang tinggi.
Baca juga : Si Corona Bisa Ikutan Pulkam Lho!
"Suku Bunga KUR 6 persen efektif per tahun masih terbilang tinggi di tengah suku bunga kebijakan BI7DR, yang sudah turun di level 3,5 persen," katanya.
Menurut dia, ada juga kuota KUR yang membatasi para pelaku UMKM untuk mendapatkan KUR. Jika kuota KUR habis, maka UMKM harus ikut suku bunga ritel yang besarnya masih berkisar 9,7 - 10,1 persen.
Ketua Bidang UMKM dan Ekonomi Keluarga (Ekkel) DPN Partai Gelora Indonesia Srie Wulandari (Wulan) mengatakan, stimulus untuk UMKM harus didesain komprehensif, bukan secara parsial.
"Salah satu akar masalah lesunya kredit karena pelaku usaha dan UMKM melihat suku bunga masih tinggi dan penjualan belum membaik," kata Wulan.
Baca juga : Kantor DPP Digeruduk, Demokrat Anggap Sebagai Dialektika Demokrasi
Seperti diketahui, bank-bank yang terhimpun milik negara (Himbara) sudah menurunkan suku bunga kreditnya. Begitu juga beberapa bank swasta seperti BCA. Namun ekosistem perbankan nasional masih termasuk ekosistem berbunga tinggi, dibandingkan dengan bank cabang asing yang ada di Indonesia.
Berdasarkan Asesmen BI Februari 2021, suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank cabang asing sebesar 6,17 persen paling rendah dibandingkan bank plat merah putih, seperti Himbara 10,79 persen, BPD 9.80 persen dan Bank Swasta Nasional 9,67 persen. "Masalah lain adalah mayoritas UMKM belum bankable, tidak punya pencatatan keuangan, belum punya izin usaha dan mereka feasible namun tidak bankable," tutur Wulan.
Alhasil, sambung Wulan, pelaku UMKM memanfaatkan aplikasi teknologi finansial (tekfin) peer to peer lending yang berbunga mencekik, lantaran persyaratannya mudah. Masalah lainnya, karena berbunga tinggi, tidak jarang pelaku UMKM akhirnya harus gulung tikar karena aset mereka diambil paksa oleh debt collector dari aplikasi tekfin tersebut. Ini yang harus juga diperhatikan pemerintah.
Karena itu, sambung Anis Matta, apabila pemerintah hanya parsial menyelesaikan persoalan UMKM maka tambahan anggaran subsidi bunga KUR 2021 sampai Juni sebesar Rp 7,6 triliun akan menuai kekecewaan.
Baca juga : Potensi Kredit UMKM Makin Besar, Peluang Bagus Bagi Perbankan
"Pemerintah harus memperbaiki kebijakannya, tidak hanya meningkatkan porsi kredit 30 persen untuk UMKM, menambah plafon KUR menjadi Rp100 juta. Tetapi pemerintah juga harus berani menyakinkan perbankan untuk menurunkan suku bunga dan relaksasi administrasi kredit UMKM sepanjang tahun 2021 ini," pungkas Anis Matta. [EFI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya