Sebelumnya
Legislator dari Dapil Jateng VII ini juga mengingatkan, ketergantungan terhadap media sosial dewasa ini juga memicu berbagai persoalan berkaitan mental health.
Salah satunya FOMO, atau Fear Of Missing Out, sebuah sindrom yang dirasakan oleh individu akibat dari rasa khawatir atau takut ketinggalan momen di media sosial.
Baca juga : Wamenag Jelaskan Langkah Penyelamatan Harta Benda Wakaf
Adiksi atau ketergantungannya pada smartphone membuat sikap kita menjadi individualis, berperilaku lebih berorientasi pada diri sendiri.
"Misalnya saja berkumpul dalam satu tempat dengan teman dan keluarga tapi tidak berinteraksi. Padahal, manusia tetaplah manusia yang sejatinya membutuhkan interaksi sosial secara langsung," terangnya.
Baca juga : Pemulihan Ekonomi, Menkominfo Genjot Digitalisasi UMKM
Aktivis Nadhlatul Ulama (NU) ini menilai perlunya peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran berbagai paham radikal di media sosial.
Para penyeru paham radikal saat ini seolah paham jika media sosial menjadi media paling efektif untuk mempengaruhi para generasi muda.
Baca juga : KPK Bakal Panggil Lagi Presenter Brigita Manohara
"Penyebaran radikalisme dilakukan sangat massif di media sosial dan pengaruhnya luar biasa, terutama bagi generasi muda. Kalangan milenial, terutama siswa SMP-SMA ini sangat rentan untuk menerima pengaruh paham radikal, karena masa-masa ini adalah masa pencarian jati diri," tandasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.