BREAKING NEWS
 

MPR Dan Aliansi Kebangsaan Bakal Gelar Kongres Kebangsaan

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Kamis, 30 September 2021 13:50 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (berkemeja putih) saat menerima Aliansi Kebangsaan, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (30/9). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - MPR bersama Aliansi Kebangsaan akan menyelenggarakan Kongres Kebangsaan dengan didukung Forum Rektor Indonesia, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, serta berbagai stakeholder lainnya. Kongres diselenggarakan pada 28 Oktober 2021, di Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR, bertepatan dengan perayaan momentum Sumpah Pemuda. Di Kongres ini akan diundang berbagai rektor perguruan tinggi, cendikiawan, serta peneliti dari berbagai lembaga seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dan berbagai lembaga think tank lainnya.

"Kongres Kebangsaan menjadi trigger baru dalam memecah kebuntuan atas berbagai masalah kebangsaan. Karenanya, selain ada diskusi, juga ada peluncuran buku 'Pancasila Memperadabkan Bangsa'. Berisi hasil kajian dan diskusi yang dilakukan Aliansi Kebangsaan bersama berbagai stakeholders, selama lebih kurang tiga tahun. Salah satu titik tekannya, sebelum mempancasilakan masyarakat, penyelenggara negara harus terlebih dahulu mempancasilakan dirinya sendiri," ujar Ketua MPR Bambang Soesatyo, usai menerima Aliansi Kebangsaan, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (30/9).

Para petinggi Aliansi Kebangsaan yang hadir adalah Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo, Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif, Ketua Tim Perumus Prasetijono Widjojo, dan pegiat Aliansi Kebangsaan Ansel da Lopez.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, melalui Kongres Kebangsaan, MPR juga ingin menggerakan para peneliti dan cendikiawan, sehingga tidak absen dalam pergulatan kehidupan kebangsaan. Khususnya agar tidak ada jurang yang kian lebar antara idealita Pancasila dengan realitas aktualisasinya. Peran cendekiawan sangat diperlukan, agar jika ada penyelenggara negara yang offside keluar dari nilai-nilai Pancasila, cendikiawan bisa mengingatkannya

"Mengingat saat ini sebagai sebuah bangsa, kita belum sepenuhnya mengimplementasikan nilai Pancasila dalam kerangka konseptual, kerangka normatif, dan kerangka operatif. Padahal sejarah membuktikan, sebagai ideologi, Pancasila terbukti memiliki ketangguhan dan teruji dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," jelas Bamsoet, sapaan akrab Bambang.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, Pancasila sulit tumbuh dalam lahan keadaban yang tandus, tatkala kebanyakan warga lebih terobsesi 'cinta kekuasaan' ketimbang 'kekuatan mencintai'. Sebagaimana disampaikan Aliansi Kebangsaan, kemiskinan terparah suatu bangsa bukanlah kemiskinan sumber daya, melainkan kemiskinan jiwa.

"Yakni, manakala warga negara cuma bisa bertanya apa yang bisa didapat dari negara, dan ketika penyelenggara negara cuma memburu kehormatan (noblesse), tetapi tidak mau memikul tanggungjawab (oblige) dari kehormatan itu," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense