Inilah Sumbangsih Nyata Pertamina Buat Indonesia

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertamina selalu berkomitmen dan konsisten berada di garis terdepan mendukung cita-cita pemerintah mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional.

Pada 2018 Pertamina berhasil membukukan pendapatan 57,9 miliar dolar AS, dengan raihan laba bersih 2,5 miliar juta dolar. Total aset Pertamina pun tumbuh hampir 28persen dari tahun 2014 hingga mencapai 64,7 miliar dolar AS dengan 31.569 karyawan yang tersebar di seluruh dunia. Untuk kinerja ini, sejak 2013 Pertamina masuk daftar Fortune Global 500.

Pada 2019, Pertamina kembali menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar bergengsi ini, berada di peringkat 175. Lompat 78 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya di nomor 253. Pertamina selalu punya kontribusi yang meningkat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca juga : Kalah, Pelatih China Puji Permainan Timnas Indonesia U-19

Tahun 2018, total kontribusi Pertamina Group di APBN mencapai Rp 120,8 triliun. Terdiri dari 93 persen setoran pajak dan 7 persen dividen. Nilai ini tercatat sebagai kontribusi terbesar sepanjang sejarah Pertamina berdiri 62 tahun silam.Selama lima tahun terakhir total kontribusi pajak Pertamina mencapai lebih dari setengah kuadriliun rupiah.

Kontribusi Pertamina kepada pemerintah juga dapat dinilai dari sektor hulu Pertamina melalui Government Entitlement atas minyak mentah dan gas bagian negara serta Signature Bonus dari komitmen pengelolaan Wilayah Kerja terminasi. Sebagian besar pengambilalihan Wilayah Kerja ini dilakukan Pertamina melalui proses tender, sehingga yang diberikan kepada negara adalah nilai yang terbaik dari seluruh kompetitor tender. Sejak 2014 hingga 2018, total kontribusi dari sektor hulu Pertamina mencapai 41,85 miliar dolar.

Serap Minyak Domestik, Tekan Impor

Baca juga : Perteta Juluki Amran Bapak Mekanisasi Pertanian Indonesia

Hal positif lain yang dilakukan Pertamina adalah meningkatkan kualitas BBM dalam negeri dengan mengolah seluruh minyak mentah yang dihasilkan perusahaan migas kita. Selama ini minyak mentah diekspor ke luar negeri karena dianggap tak dapat diolah di kilang-kilang domestik. Pertamina kemudian mendorong penyerapan minyak mentah domestik untuk mengurangi impor nasional.

Melalui Peraturan Menteri ESDM No 42 Tahun 2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi Untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri, perusahaan migas dalam negeri didorong melakukan kesepakatan secara komersial dan kompetitif agar minyak mentahnya dapat dibeli Pertamina. Hasilnya, minyak mentah domestik yang dapat diserap dan diolah Pertamina semakin meningkat. Sehingga volume impor minyak mentah pun mengalami penurunan. Dari 149 juta barel di 2016, menjadi 113 juta bbl di 2018. Bahkan hingga Agustus 2019, total kesepakatan pembelian minyak mentah dan kondensat dari perusahaan migas dalam negeri mencapai 123,6 ribu barel minyak mentah per hari (MBPD) dari 39 KKKS. Hasilnya, Pertamina berhasil menekan impor minyak mentah sampai 35persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun seblumnya yang mencapai 339 ribu barel per hari (MBPD).

Penurunan impor ini berdampak positif pada komposisi pasokan minyak mentah untuk kilang-kilang dalam negeri. Jika sebelumnya komposisi impor dibandingkan domestik adalah 40:60, kini komposisinya sudah menjadi 25:75. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.