Dark/Light Mode

BPOM Jalin Kerja Sama Farmasi Dan Kesehatan Dengan Tanzania

Rabu, 4 September 2024 14:57 WIB
Kepala BPOM Taruna Ikrar saat menandatangani Nota Kesepahaman degan Direktur Jenderal TMDA Tanzania Adam M. Fimbo, di Nusa Dua Bali. (Foto: Ist)
Kepala BPOM Taruna Ikrar saat menandatangani Nota Kesepahaman degan Direktur Jenderal TMDA Tanzania Adam M. Fimbo, di Nusa Dua Bali. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Otoritas Obat dan Alat Kesehatan Tanzania ((Tanzania Medicines and Medical Devices Authority/TMDA) melakukan kerja sama untuk penguatan sektor farmasi dan kesehatan. Kerja sama ini sekaligus menandai pencapaian penting dalam upaya memperluas pasar farmasi Indonesia di Afrika.

"Melalui kemitraan ini, BPOM semakin memperkokoh posisinya sebagai otoritas regulasi yang diakui secara internasional," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar, usai Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Direktur Jenderal TMDA Tanzania, Adam M. Fimbo, di Nusa Dua Bali, Selasa (3/9/2024)

Adapun komitmen kerja sama kedua negara berlangsung di sela-sela perhelatan Indonesia-Africa Forum (IAF) II, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September lalu. MoU ini bertujuan menyederhanakan proses regulasi bagi produk farmasi Indonesia yang ingin memasuki pasar Tanzania. Kemitraan strategis ini juga merupakan hasil langsung dari kunjungan bilateral tingkat tinggi antara Indonesia dan Tanzania pada 2023 dan 2024. 

Baca juga : Puluhan Anak Berbaju Adat Sambut Paus Di Istana Negara

Taruna menjelaskan, salah satu poin utama dalam MoU ini adalah BPOM mendorong implementasi regulatory reliance dengan TMDA. Dengan demikian, TMDA dapat mengandalkan hasil evaluasi obat dan inspeksi good manufacturing practice (GMP) yang telah dilakukan oleh BPOM. Hal ini akan mempercepat proses registrasi dan perizinan produk farmasi Indonesia di Tanzania sehingga meningkatkan akses masyarakat Tanzania terhadap obat-obatan yang mereka butuhkan.

"Kami tidak hanya membuka akses pasar bagi industri farmasi nasional, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat di Tanzania," sebut Taruna.

Tanzania, seperti banyak negara Afrika lainnya, menghadapi tantangan signifikan dalam memenuhi kebutuhan farmasinya. Dengan kapasitas manufaktur domestik yang terbatas dan ketergantungan yang besar pada impor, negara ini menghadirkan peluang pasar yang besar bagi perusahaan farmasi Indonesia.

Baca juga : Jasa Raharja Ungkap Keterkaitan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Kemiskinan

"Dengan memfasilitasi mekanisme regulatory reliance dan memberikan dukungan teknis yang komprehensif, kami yakin kemitraan ini akan menjadi contoh keberhasilan kolaborasi internasional dalam regulasi farmasi," sambungnya.

Lebih lanjut, Taruna menuturkan, slain meningkatkan akses pasar, BPOM juga berkomitmen memperkuat kapasitas regulasi TMDA melalui program peningkatan kapasitas yang komprehensif. BPOM sejauh ini telah melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi dua inspektur dari TMDA pada Desember lalu. 

Ke depannya, BPOM berencana untuk menyelenggarakan lebih banyak sesi pelatihan bagi pengawas farmasi TMDA. Ini dilakukaan sebagai upaya memastikan Tanzania memiliki sistem regulasi yang lebih kuat dan mampu menjamin keamanan serta mutu produk farmasi di negaranya. "Kemitraan ini tidak hanya bertujuan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Tanzania, tetapi juga diharapkan menjadi model bagaimana kolaborasi strategis dalam regulasi farmasi dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat global," jelasnya.

Baca juga : Teken Perjanjian Kerja Bersama 2024-2026, BRI dan Serikat Pekerja Perkuat Hubungan Industrial

Saat ini, 8 jenis obat produksi perusahaan farmasi nasional telah diekspor ke Tanzania. Obat-obat yang diekspor tersebut termasuk obat flu, ondansetron (obat anti-mual), medroksiprogesteron asetat (obat kontrasepsi), omeprazol (obat tukak lambung), doripenem (antibiotik), sefiksim (antibiotik), asam mefenamat (obat anti-nyeri), dan ketokonazol (obat anti-jamur). 

Sementara itu, Direktur Jenderal TMDA Adam M. Fimbo mengaku sangat antusias dengan kemitraan ini. Dengan dukungan dari BPOM, pihaknya yakin dapat meningkatkan akses masyarakat Tanzania terhadap obat-obatan yang aman dan efektif. 

"Kerja sama ini juga diharapkan mendorong investasi di sektor kesehatan dan menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.