Dark/Light Mode

Utang Luar Negeri RI Agustus 2024 Capai Rp 6.621 T

Senin, 14 Oktober 2024 10:46 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: Rakyat Merdeka)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2024 tercatat tetap terkendali dengan posisi sebesar 425,1 miliar dolar AS atau Rp 6.621 triliun. Jumlah tersebut naik 7,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, perkembangan ULN tersebut didorong oleh sektor publik dan sektor swasta, serta dipengaruhi oleh pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah. “Pelemahan dolar AS ini memberikan pengaruh terhadap posisi ULN Indonesia, meskipun secara umum ULN kita tetap terkendali dan dikelola dengan hati-hati,” ujar Ramdan dalam keterangannya, Senin (14/10/2024).

Posisi ULN pemerintah pada Agustus 2024 mencapai 200,4 miliar dolar AS, tumbuh 4,6 persen yoy. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2024 yang sebesar 0,6 persen yoy.

“Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, yang mencerminkan semakin terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia,” jelas Ramdan.

Baca juga : Mendag: Total Transaksi Sementara TEI 2024 Capai Rp 354 T

Ramdan juga menekankan pentingnya pengelolaan ULN yang terarah untuk mendukung belanja produktif. “Sebagai salah satu instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN pemerintah diarahkan untuk mendukung sektor produktif serta belanja prioritas, guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” tambahnya. 

Sektor-sektor utama yang memanfaatkan ULN pemerintah antara lain Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,9 persen), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,9 persen), Jasa Pendidikan (16,8 persen), serta Konstruksi (13,6 persen).

Ramdan menegaskan, ULN pemerintah tetap terkendali dengan pengelolaan yang hati-hati dan akuntabel. “Hampir seluruh ULN pemerintah, atau 99,9 persen, memiliki tenor jangka panjang, sehingga memberikan stabilitas yang sangat baik bagi pengelolaan utang kita ke depan,” ungkapnya.

Sementara, pada sisi swasta, posisi ULN juga tetap terkendali dengan total sebesar 197,8 miliar dolar AS, mencatat pertumbuhan sebesar 1,3 persen yoy pada Agustus 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2024 yang sebesar 0,5 persen yoy. “Pertumbuhan ULN swasta terutama didorong oleh sektor perusahaan non-keuangan, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,6 persen yoy,” kata Ramdan.

Baca juga : Neraca Perdagangan RI Agustus 2024 Kembali Surplus

Menurutnya, sektor-sektor yang mendominasi ULN swasta di antaranya adalah Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian. “Empat sektor ini menyumbang sekitar 79,3 persen dari total ULN swasta, dan ini menunjukkan bahwa ULN swasta kita tetap didominasi oleh sektor-sektor produktif,” ujarnya.

Sebagian besar ULN swasta, yaitu 75,5 persen, juga memiliki tenor jangka panjang. “Ini memperkuat struktur utang luar negeri kita yang sehat, karena utang jangka panjang lebih memberikan stabilitas dalam pengelolaannya,” tegas Ramdan.

Secara keseluruhan, struktur ULN Indonesia dinilai tetap sehat dan terjaga dengan baik. “Rasio ULN kita terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berada pada level yang aman, yakni sebesar 31,0 persen. Selain itu, 84,3 persen dari total ULN kita merupakan utang jangka panjang, yang memberikan ketahanan terhadap fluktuasi ekonomi global,” jelas Ramdan.

Ramdan menambahkan, BI dan Pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, untuk memastikan agar struktur ULN tetap sehat. Peran ULN akan terus dioptimalkan guna menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga : Uang Beredar Juli 2024 Capai Rp 8.970,8 T

Menurutnya, prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan ULN akan terus diterapkan guna meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian nasional. “Kami tetap berkomitmen untuk memastikan ULN Indonesia berperan sebagai instrumen pendukung pembangunan, tanpa menimbulkan tekanan terhadap stabilitas ekonomi,” pungkas Ramdan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.