Dark/Light Mode

Eceng Gondok Bawa UMKM Asal Bantul Go Global

Senin, 30 Juni 2025 11:36 WIB
Indo Risakti, mendunia berkat Bank Indonesia. (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka/RM.id)
Indo Risakti, mendunia berkat Bank Indonesia. (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - UMKM merupakan pilar penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Menyadari hal itu, Bank Indonesia terus mendorong UMKM naik kelas dengan cara go digital dan go export. 

Di berbagai periode krisis, UMKM memiliki daya tahan sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional kini telah melebihi 60 persen dan menyerap tenaga kerja melampaui 90 persen. 

UMKM home decor Indo Risakti dan Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM), yang sama-sama berasal dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan bukti tangan dingin Bank Indonesia (BI) dalam melejitkan potensi ekonomi rakyat melalui program go digital dan go export.

Cerita Sukses Indo Risakti 

Indo Risakti yang didirikan suami istri dari Bantul: Windu Sinaga dan Riris Simanjuntak sukses menembus pasar dunia, antara lain Eropa dan Amerika Serikat (AS), dan semakin luas ke pasar Asia. Sejak menerima pendampingan BI pada 2018, volume ekspor yang sebelumnya hanya 1-2 kontainer per bulan, saat ini penjualan Indo Risakti mencapai 4-5 kontainer per bulan.

 

Pasangan suami istri Windu dan Riris, sukses mengantar kapal bisnis Indo Risakti menembus pasar global. (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka/RM.id)


Tahun 2024, Indo Risakti yang menggunakan eceng gondok, pandan laut, mendong, batang pisang, dan akar kayu sebagai bahan baku produknya, sukses membukukan nilai ekspor 900 ribu dolar AS atau sekitar Rp 14,5 miliar.

 Tahun 2025, hingga Juni ini, nilai ekspornya mencapai 300 ribu dolar AS atau kurang lebih setara Rp 4,8 miliar.

Baca juga : Lewat Dukungan BRI, Casa Grata Buktikan Camilan UMKM Go Global

"Kami berharap, akhir tahun ini, nilai ekspor Indo Risakti minimal sama seperti tahun lalu. Bisa tembus 900 ribu dolar AS,” kata Windu, kepada wartawan di lokasi workshop-nya, Jl Ringroad Manding, Trirenggo, Bantul, DIY, Rabu (25/6/2025).

Indo Risakti baru berdiri pada tahun 2012, setelah Windu dan Riris menggandeng sekitar 100 pengrajin UMKM. Para pengrajin kini lebih terampil dalam menyulap eceng gondok, pandan laut, mendong, batang pisang, dan akar kayu menjadi kerajinan anyaman seperti keranjang, dekorasi dinding dan cermin yang berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi. 

Setelah 13 tahun berdiri, saat ini Indo Risakti telah membina lebih dari 600 pengrajin UMKM dari berbagai wilayah di DIY.

“Menembus pasar global itu tidak mudah. Kami harus bisa berinovasi dan menjaga kualitas produk, supaya bisa diterima. Di samping memperhatikan legalitas bahan. Pokoknya, harus tahan banting,” beber Riris.

Pasar Lelang Digital

Tak hanya sukses mengantar UMKM go export, BI juga berhasil mensejahterakan lebih dari 2.200 petani yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) Sleman lewat fasilitasi go digital. 

Setiap harinya, PPHPM yang menghimpun 14 titik kumpul cabe dari petani sekitar, mampu menyerap hingga 2 ton cabai per hari.

 

Aktivitas lelang di PPHPM Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta membantu menstabilkan harga cabe. (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka/RM.id)

Baca juga : Jelang 5 Abad Jakarta, Fahira Idris Sampaikan 5 Tantangan Samai Kota Global


Di musim panen, jumlahnya bisa bertambah hingga 10-15 ton cabe per hari, dengan nilai transaksi sekitar Rp 2 miliar dalam sebulan.

Istimewanya lagi, PPHPM berhasil menstabilkan harga jual cabe di tingkat konsumen melalui proses lelang berbasis aplikasi diPanen.id, yang diinisiasi BI.

Sekretaris Koperasi PPHPM Ardhi Prasetyo menjelaskan, dalam proses lelang melalui aplikasi yang setiap harinya dimulai pada pukul 16.00 hingga 20.00 WIB, tak seorang pun bisa seenaknya menentukan harga jual cabai. 

“Kami timbang dan pilah sesuai varietas, grade-nya disortir. Setelah itu, dibuka harga lelang dengan menggunakan aplikasi digital secara langsung,” papar Ardhi. 

Proses lelang itu dilakukan tertutup. Kerahasiaannya terjamin. Admin dan pedagang tidak mengetahui nominal yang masuk. Setelah pukul 20.00 WIB, baru diketahui harganya. 

Harga paling tinggi akan muncul menjadi pemenang lelang. Harga per petani akan muncul secara otomatis. Langsung dibayar secara cash atau transfer. 

“PPHPM berhasil memutus mata rantai para tengkulak yang seenak-seenaknya membeli cabe petani dengan harga murah, dan memainkan harga,” papar Ardhi.

Komitmen BI

Baca juga : Berkat Dukungan BRI, UMKM Madu Lokal Naik Kelas Tembus Pasar Global

Kepala Kantor Perwakilan BI Yogyakarta, Sri Darmadi Sudibyo menegaskan komitmennya dalam implementasi kebijakan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan melalui pengembangan UMKM.

“Kami bersama stakeholders terkait, mendukung Program Pemerintah Daerah DIY untuk mendorong peningkatan daya saing UMKM yang berkelanjutan,” ujar Sri Darmadi, yang akrab disapa Dibyo kepada wartawan di Kantor Perwakilan BI, Yogyakarta, Rabu (25/6/2025).

Saat ini, perkembangan UMKM di DIY menunjukkan tren yang positif. Menurut Aplikasi Dataku DIY, pada tahun 2024, total UMKM di wilayah tersebut berjumlah 327.774 unit.

Mayoritas UMKM di DIY bergerak di sektor perdagangan dan industri pengolahan, yang didominasi dengan usaha mikro dengan share mencapai 94,74 persen.
 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.