Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Rusia Protes Pengiriman Bantuan Militer Tambahan Untuk Ukraina, Amerika Cuek Bebek

Sabtu, 16 April 2022 07:10 WIB
Bantuan militer AS berupa American FGM-148 Javelin saat tiba di Boryspill Airport, Kiev, 11 Februari 2022. (Foto: AFP/Getty Images via CNN International)
Bantuan militer AS berupa American FGM-148 Javelin saat tiba di Boryspill Airport, Kiev, 11 Februari 2022. (Foto: AFP/Getty Images via CNN International)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Rusia menyatakan keberatan atas pengiriman bantuan militer tambahan untuk Ukraina, dari Amerika Serikat (AS).

Secara resmi, negara yang dipimpin Presiden Rusia Vladimir Putin itu mengirim nota diplomatik ke Departemen Luar Negeri AS.

Mereka mengingatkan adanya konsekuensi yang tidak dapat diprediksi, jika dukungan berlanjut. Demikian diungkap dua pejabat AS dan sumber lain yang mengetahui dokumen tersebut, seperti dilansir CNN International, Sabtu (15/4).

Demarche soal keberatan itu dikirim pada awal pekan ini. Ketika AS bersiap mengumumkan rencana pengiriman paket bantuan militer tambahan senilai 800 juta dolar AS atau Rp 11,49 triliun ke Ukraina.

Keberadaan dokumen ini pertama kali dilaporkan The Washington Post.

Pengiriman bantuan militer itu sekaligus menandai momen pertama kalinya AS menyetujui bantuan peralatan perang canggih kepada Kiev. Seperti 11 helikopter Mi-17, 18 meriam howitzer 155 mm dan 300 drone switchblade lainnya.

"Pengiriman itu bisa membuat Rusia bisa bersikap lebih agresif terhadap AS dan NATO," ungkap sumber yang mengetahui isi nota tersebut.

Tak Akan Dikonfirmasi

 

Meski diprotes Rusia, AS cuek bebek. Tidak menunjukkan tanda-tanda memperlambat dukungan militernya ke Ukraina.

Seorang pejabat AS mengatakan, pihaknya tidak akan mengkonfirmasi korespondensi diplomatik pribadi jenis apa pun.

"Yang dapat kami konfirmasikan, bersama sekutu dan mitra, kami memberikan bantuan keamanan senilai miliaran dolar kepada Ukraina, untuk membela negara mereka terhadap agresi tak beralasan Rusia dan tindakan kekerasan yang mengerikan," bebernya.

Segera Tiba

Penerbangan pertama dari AS dengan bantuan baru senilai 800 juta dolar AS untuk Ukraina itu diperkirakan tiba di kawasan itu dalam 24 jam ke depan.

Bantuan akan diambil di perbatasan oleh Ukraina dan dibawa ke negara itu. Namun manifes-nya tidak diungkapkan.

Selama berbulan-bulan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memohon kepada Barat untuk dipersenjatai dengan peralatan yang lebih berat. Agar dapat melawan Rusia, secara efektif. 

Rusia yang menginvasi negara berbendera biru kuning sejak 24 Februari, gagal menguasai wilayah Ukraina utara. Mereka tidak bisa merebut ibu kota negara, Kiev.

Kini, Rusia melancarkan serangan besar-besaran di Ukraina timur, yang jenis medannya berbeda. Praktis, jenis persenjataan yang dibutuhkan pun berbeda.

"Ini adalah pertama kalinya kami menyediakan howitzer (155 mm) dan peluru terkait. Bantuan itu mencerminkan jenis pertempuran yang diperkirakan akan dihadapi Ukraina di wilayah geografis yang lebih terbatas ini," kata Juru Bicara Pentagon John Kirby, mengacu pada wilayah Donbass di Ukraina timur, Rabu (13/4).

Pekan ini, pejabat Pentagon bertemu kontraktor pertahanan, untuk membahas upaya peningkatan produksi jenis sistem dan senjata yang dibutuhkan Ukraina.

"Pertemuan tersebut benar-benar terfokus pada jenis sistem dan senjata yang relevan dalam perang Ukraina. Serta kemungkinan untuk mempercepat beberapa jalur produksi," pungkas Kirby. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Lainnya