Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Target vaksinasi Indonesia dinilai bisa lebih cepat tercapai lantaran masyarakat sudah menyadari manfaatnya. Meski begitu, masih ada kabar bohong seliweran di media sosial. Karena itu, Pemerintah diminta untuk tetap melakukan sosialisasi.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, saat ini sudah banyak masyarakat yang meminta vaksinasi. Kondisi itu jauh berbeda dengan situasi saat awal pandemi.
“Kalau dulu takut, bahkan sampai ada yang minta untuk dibuatkan surat tidak boleh vaksin. Kalau sekarang nggak, pada minta untuk segera booster,” ungkap Zubairi, di Jakarta, kemarin.
Meski begitu, dia mengingatkan, hoaks terkait Covid-19 masih beredar. Kebanyakan hoaks tersebut berseliweran melalui media sosial, terutama aplikasi WhatsApp Group. Rata-rata pesan yang tersebar berupa informasi lama pada medio awal 2021 soal pengobatan Covid-19 atau anjuran tentang vaksinasi yang sebenarnya sudah tidak berlaku.
“Misalnya, ‘aku autoimun nggak boleh (divaksinasi)’. Itu kan dulu memang begitu. Tapi sekarang autoimun, kanker, HIV-AIDS, itu hampir semuanya bisa divaksin dua sampai tiga kali,” jelasnya.
Penyebaran hoaks itu, ada yang dilakukan dengan sengaja, ada pula yang tidak. Yang tidak sengaja, kata Zubairi, adalah mereka yang memang tidak mengetahui informasi tersebut. Karena itu, menurutnya, Pemerintah masih perlu untuk terus melakukan sosialisasi soal vaksinasi.
Progres vaksinasi di Indonesia saat ini memang cukup luar biasa. Malah, pernah tembus 2 juta dosis dalam sehari. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kunta Wibawa Dasa Nugraha menyebut, antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi sangat besar. “Capaian vaksinasi yang tinggi adalah berkat kerja sama semua pihak,” ujar Kunta dalam diskusi virtual, kemarin.
Dituturkannya, pada awal Januari, Pemerintah menargetkan menyuntikkan sekitar 100 ribu dosis vaksin dalam sehari. Kalau targetnya segitu-segitu saja, maka untuk menjangkau 70 persen masyarakat Indonesia, dibutuhkan waktu 10 tahun.
Dengan sinergi dan kerja keras dari para tenaga kesehatan (nakes), kementerian/lembaga serta TNI dan Polri, target dinaikkan menjadi satu juta dosis dalam sehari. Dan akhirnya, dengan koordinasi yang kuat target Indonesia menyuntikkan 2,5 juta dosis vaksin dalam sehari. Kunta mengatakan, negara-negara lain tak menyangka Indonesia bisa menyuntikkan vaksin sebanyak itu. “Ini sangat luar biasa, Kementerian Kesehatan di negara lain pernah pengen belajar vaksinasi dari Indonesia,” ungkapnya.
Kemenkes pun sangat mengapresiasi para nakes kementerian/lembaga serta TNI dan Polri,yang berperan sangat besar dalam menyukseskan program vaksinasi. “Sekarang total angka vaksinasi kita sudah mencapai lebih dari 330 juta vaksinasi yang sudah kita berikan,” beber Kunta.
Namun, dia menyayangkan, saat ini, laju vaksinasi Covid di Indonesia mulai melambat. Kunta berharap, sinergi dan kerja sama tidak hanya dari TNI dan Polri, tapi semua pihak. Termasuk, dari organisasi masyarakat. Kemenkes juga meminta masyarakat yang belum divaksin untuk segera melaksanakannya.
Secara terpisah, Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mendekati Lebaran, vaksinasi yang seharusnya digenjot, justru melambat. “Laju suntikan vaksinasi saat ini menunjukkan tren penurunan dan per Maret belum menunjukkan kenaikan. Pemerintah terus mendorong masyarakat yang belum vaksin ayo ikut menyegerakan diri divaksinasi,” imbau Nadia. [DIR/JAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.