RM.id  Rakyat Merdeka - Rangkaian Milad ke-64 Universitas Muhammadiyah Jakarta berlangsung hingga Sabtu (23/11). Pada hari itu, pemandangan kampus UMJ  berubah, dari yang biasanya hanya dipadati lalu lalang mahasiswa, menjadi dimeriahkan deretan tenda putih dari gerbang masuk Gedung Rektorat hingga ratusan meter ke arah fakultas yang ada di dalamnya. Tenda-tenda ini menjajakan makanan khas betawi dan makanan tradisional lainnya. 

Suasana makin meriah dengan berkumpulnya ratusan mahasiswa, unit kegiatan mahasiswa, tenaga pengajar, dan tenaga kependidikan, yang mengikuti lomba gerak jalan. Tercatat mahasiswa dan karyawan dari 10 Fakultas yang ada di UMJ ikut berpartisipasi. 

Berita Terkait : Sepak Bola Piala Rektor Semarakkan Milad ke-64 UMJ

Rektor UMJ, Prof Syaiful Bakhri, bersama Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, membuka lomba gerak jalan tersebut di pelataran Plaza FISIP UMJ.  Syaiful dan Davnie menyemangati peserta gerak jalan sebagai bagian dari civitas akademika yang telah ikut berpartisipasi memeriahkan rangkaian Milad ini dalam berbagai kegiatan lomba olahraga, seni, MTQ, hingga Olimpiade Ismuba (Al Islam dan Kemuhammadiyahan).  

“Semoga kiprah Muhammadiyah dalam membangun bangsa semakin nyata.  Selamat Milad dan selamat melaksanakan lomba gerak jalan,” sambut Deputi Bidang Pendidikan Kemenpora, Alman Hudri, yang juga hadir di acara itu.

Berita Terkait : Haaland Makin Dekat ke Setan Merah

Komentar positif lain juga diungkapkan Ketua KPU, Arief Budiman, yang juga hadir di acara tersebut. Arief menyatakan, UMJ telah mengantarkan bangsa ini menjadi bagian dari kemajuan.  “Jika kita dapat bekerja sama, maka bangsa ini bisa makin maju,” ungkapnya.  

Gerak jalan ini merupakan salah satu puncak kemeriahan Milad UMJ ke-64 yang jatuh tepat pada 18 November. Sedangkan puncak acara peringatan Milad akan diselenggarakan pada Senin (25/11). Di acara ini akan diserahkan berbagai penghargaan bagi dosen, tenaga pendidik, dan karyawan berprestasi di lingkungan UMJ dalam malam Apresiasi Seni Milad UMJ yang juga untuk mereservasi kebudayaan Betawi. [KW]