Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Purwokerto Resi Bumi geregetan dengan pihak yang membentuk DPC GMNI Banyumas. Baginya, upaya tersebut masuk kategori manuver politik tak beretika.
"Segelintir individu, baik dari kalangan alumni maupun kader aktif, kami duga berusaha menghapus sejarah panjang GMNI Purwokerto dengan cara cara licik dan penuh paksaan," kata Resi, Kamis (13/2/2025).
Diketahui, ada pihak berupaya mengganti DPC GMNI Purwokerto menjadi DPC GMNI Banyumas. Hal ini, muncul atas nama Konferensi Cabang Luar Biasa (KCLB) yang digelar di Pendopo Wakil Bupati Banyumas, Sabtu (8/2/2025).
Secara geografis, Purwokerto merupakan nama Ibu Kota di Kabupaten Banyumas. Sontak, Resi menjelaskan sejarah GMNI Purwokerto yang berdiri sejak 1960.
Baginya, bukan sekadar organisasi, melainkan kawah candradimuka yang telah melahirkan banyak kader militan.
Baca juga : Menlu Rusia: Ada Yang Nggak Ngarep Putin Dan Trump Bertemu
"Termasuk dua Ketua Umum DPP GMNI ditingkatan nasional yaitu Bambang Romadha dan Chrisman Damanik merupakan kader yang dibentuk di Cabang Purwokerto," ungkapnya.
Resi mengungkapkan, tindakan klaim pendirian Cabang Banyumas mencederai sejarah panjang perjuangan kader-kader GMNI Cabang Purwokerto. Asumsinya, segala bentuk perjuangan dan pengorbanan yang ada, coba dihilangkan demi kepentingan kelompok tertentu.
Peristiwa ini, menurutnya bagian penghilangan sejarah dengan dalih Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercablub) yang dianggapnya salah secara organisasi.
"Ironisnya, mereka bahkan mengabaikan konstitusi organisasi, yakni AD/ART GMNI, demi memuluskan ambisi kekuasaan. Ini manuver dan intervensi brutal," tambahnya.
Menurutnya, persoalan ini bukan sekadar perbedaan politik internal, melainkan sebuah bentuk penghinaan terhadap sejarah dan perjuangan panjang kader GMNI Purwokerto. Klaimnya, para alumni dan kader militan GMNI merasa geram atas tindakan ini.
Baca juga : Prabowo: Ada Yang Mau Pisahkan Saya Dengan Jokowi
"Ini bukan soal dualisme atau perbedaan pandangan, tapi ini sudah menyentuh upaya penghapusan sejarah GMNI Purwokerto. Ini menciderai nilai dan fakta sejarah perjuangan GMNI Purwokerto," katanya.
Senada, Sekretaris Cabang DPC GMNI Purwokerto, Yuda menilai peristiwa ini adalah upaya pencatutan marwah organisasi yang dianggap tidak sah dan inkonsitusional terhadap identitas kepemimpinan DPC GMNI Purwokerto.
"Tindakan itu ilegal dan bertentangan dengan AD/ART, dengan konstitusi organisasi kita," katanya.
Yuda meyakini, Konfercablub itu batal demi hukum. Keputusan ini, harus diputuskan dalam Rapat Pimpinan Cabang yang dihadiri oleh setengah plus satu pengurus sah.
"Nyatanya, mereka hanya bergerak atas dasar kepentingan pribadi dengan menabrak aturan," katanya.
Baca juga : Akrab Dengan Makhluk halus Sejak kecil
Bendahara DPC GMNI Purwokerto Amid Toha Putra mengungkap adanya tekanan dan intimidasi terhadap Dewan Pengurus Komisariat (DPK) untuk mengikuti kepentingan pihak-pihak tertentu yang bertentangan dengan kepentingan kader dan organisasi GMNI.
"Ini bukan gerakan kader, ini gerakan brutal yang sarat kepentingan. Mereka menggunakan cara-cara penjelasan pragmatis untuk melegitimasi sesuatu yang jelas jelas ilegal. Jika prosesnya sudah kotor sejak awal, maka hasilnya pun tidak akan pernah sah," tegas Putra.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya