Pengamat Dukung Program PATEN Yang Dikeluarkan KIB

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Golkar, PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) meluncurkan Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN) Penyampaian Visi dan Misi KIB dalam menghadapi Pemilu 2024, di Surabaya. 

Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo mengapresiasi visi misi tersebut. Meski demikian, KIB sepatutnya memperhatikan kondisi masyarakat akar rumput.

"Gagasan itu bagus. Saya lihat yang diundang para akademisi, rektor, pengusaha. Tapi kan yang memilih masyarakat akar rumput yang pemikirannya tidak sampai pada globalisasi, inflasi, atau apalah. Mereka tidak mengerti," tegas Widodo, Kamis (18/7).

Widodo mengungkapkan, kelemahan partai politik (parpol) secara umum adalah kemampuan membumikan gagasan sehingga lebih mengena pada masyarakat bawah.

Gagasan itu bisa berkontribusi pada pemenangan suara ketika mampu diserap oleh masyarakat.

"Gagasan itu baru bisa menang ketika dibumikan. Bagaimana gagasan itu bekerja di grass root," ujarnya.

Dalam KIB, hal senada terjadi. Gagasan PATEN yang bagus belum diturunkan menjadi program yang bisa dipahami dengan mudah oleh masyarakat.

Baca juga : Pengamat Puji Airlangga, Visi Misi PATEN KIB Memang Paten

"KIB itu masih di awang-awang, hanya wacana para pemikir. Tapi bagi pelaku dan masyarakat luas, kayaknya kok belum terbumikan dengan bagus.Bagaimana gagasan itu dibumikan dengan bagus, bahasa sederhana dan sebagainya," ungkapnya.

Widodo menekankan pentingnya penterjemahan dan penyampaian gagasan besar, dengan cara mampu meyakinkan konstituen. Sebab, saat ini masyarakat tengah dilanda krisis kepercayaan terhadap partai politik.

"Yang penting bagi parpol, bagaimana gagasan itu diyakinkan kepada masyarakat. Sekarang repotnya, masyarakat sedang krisis kepercayaan, sehingga tidak cukup mudah meyakinkan masyarakat," katanya.

Oleh sebab itu, sangat disarankan parpol mengubah caya politik lama menjadi gaya politik baru untuk bisa meyakinkan massa.

Bagaimanapun, pemilih pada Pemilu 2024 diperkirakan akan didominasi oleh banyak pemilih milenial yang akrab dunia maya. Mereka terbiasa untuk mencari segala sesuatu melalui internet, termasuk rekam jejak suatu partai.

Jadi ada apatisme anak muda, orang tua, (ada) distrust ketidakpercayaan, padahal pemilihnya sebagian besar golongan Z dan Y, golongan millenial. 

“Mereka kan butuh bukti dan bisa searching (mencari). Jadi parpol harus berubah orientasi kampanye, strategi komunikasi politiknya. Mestinya harus dicarikan bahasa yang tepat, simpel, dan yang menyampaikan juga mendapat kepercayaan masyarakat," ujarnya.

Baca juga : Akademisi Dukung Menteri Erick Perkuat Peran Komisaris BUMN

Sebelumnya, KIB bertekad membawa Indonesia yang saat ini berada di negara berpenghasilan menengah atas, menjadi negara yang maju berpendapatan tinggi pada 2035.

"Pada penyampaian visi dan misi ini, sengaja kita me-launching program ke depan, yaitu Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional,” kata Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Program PATEN mengakselerasi transformasi ekonomi nasional untuk mencapai kesejahteraan menyambut bonus demografi pada 2025-2035. 

“Pada 2025-2035 bonus demografi kita ini 191 juta penduduk, kita harus mengatur ekonomi agar mencapai kesejahteraan dari sekarang income per kapita kita 4.000 (dolar AS per tahun) jadi 12 ribu dolar AS per tahun," jelas Airlangga.

Perlu Bukti

Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, Program PATEN ini bisa dilakukan sekarang.

“Sekarang saat semua Ketua Umum jadi Menteri, bisa tidak melaksanakan program PATEN? Ngapain nunggu sampai 2024,” ujar pria yang akrab disapa Hensat ini. 

Baca juga : Pelaku Budidaya Teh Gaharu Dukung Pembangunan IKN

Saat ini, tiga ketua umum di KIB menjabat menteri, yaitu Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan adalah Menteri Perdagangan. 

Dibandingkan yang lain, kata Hensat, KIB koalisi baku yang solid. Mereka mendaftar bersama sebagai partai peserta pemilu ke KPU, tengah membuat visi dan misi, dan mengeluarkan konsep Program PATEN. Namun, satu yang belum dilakukan KIB, yaitu memilih capres dan cawapres. 

“Bagus kalau KIB sudah punya visi, tetapi untuk kesiapan strategi kan mesti dibuktikan dengan yang pertama. Capres dan cawapres harus ada dulu, itu baru dibilang siap,” ujar pendiri KedaiKOPI ini. Dan dia melihat, sosok Airlangga dan Golkar begitu dominan dalam KIB. 

“Menurut saya komunikasi politiknya harus bisa dijalankan, kalau Golkar mau drive ada bagusnya. Malah bagus kalau capresnya Airlangga,” tandas Hensat.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.