RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah tengah fokus melakukan konsolidasi aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Targetnya, mengoptimalisasi aset premium dan membenahi model bisnis BUMN Karya.
Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT Danareksa (Persero) melakukan konsolidasikan aset-aset BUMN di sekitar Monumen Nasional (Monas). Menurut Erick, selama ini Danareksa sudah memetakan aset-aset BUMN agar bisa ditingkatkan nilainya, agar tidak mangkrak.
“Termasuk BUMN Karya yang kurang mengoptimalkan aset-aset propertinya. Apalagi kawasan Monas bernilai cukup premium. Kalau tidak dimaksimalkan, sayang sekali,” kata Erick di Jakarta, Jumat (26/5).
Baca juga : Tak Hanya Kurangi Emisi, Kendaraan Listrik Dorong Pertumbuhan Ekonomi UMKM
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana memugar area Monas menjadi kawasan hijau. Dengan begitu, kawasan di jantung Jakarta itu akan lebih menarik.
Menurut Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) ini, Danareksa akan mencari skema untuk melebur BUMN menjadi property fund. Ada kemungkinan jika kantor BUMN pindah ke IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara, maka gedung lamanya akan dirobohkan untuk dijadikan komplek baru.
Beberapa gedung milik BUMN di kawasan Monas yang dimaksud adalah Menara Danareksa, Kementerian BUMN, Pertamina, hingga Menara BSI yang masih dalam proses pembangunan.
Baca juga : Erick Didoakan Tokoh NU Sumatera
Tak hanya itu, sambung Erick, Danareksa akan memperkuat BUMN Karya yang rencananya akan dilakukan merger. BUMNKarya tersebut meliputi PT Hutama Karya (Persero) akan disinergikan dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kemudian, PT PP (Persero) Tbk akan disinergikan dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Ditegaskan mantan bos klub Inter Milan ini, rencana konsolidasi tersebut dalam rangka memperkuat cash flow perusahaan. Sebelumnya, Kementerian BUMN menyatakan sudah memiliki peta jalan atau roadmap yang disusun bersama Boston Consulting Group.
Erick bilang, ada tiga masalah yang dipetakan di sini. Pertama, adanya persoalan ketika pembiayaan jangka pendek harus membiayai proyek jangka panjang. Kedua, upaya refocus BUMN-BUMN Karya agar sesuai dengan expertise atau keahliannya, sehingga tidak terjadi banting harga karena perebutan proyek. Ketiga, soal pelebaran bisnis yang tak selaras dengan keahlian perusahaan.
Baca juga : Denial Syndrome Bahayakan Kesehatan Mental, Ini Ciri Dan Cara Mengatasinya
Ia menegaskan, peran BUMN Karya itu tak bisa dikesampingkan. Selama ini BUMN Karya telah membangun berbagai infrastruktur, yang berdampak positif terhadap perekonomian.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.