BREAKING NEWS
 

Penelitian : Ribuan Anak Asia Tenggara Mengalami Tantangan Malnutrisi

Reporter & Editor :
TEAM ADV
Sabtu, 18 Juni 2022 08:31 WIB

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebuah penelitian baru selesai dilakukan kepada hampir 14.000 anak, antara usia enam bulan hingga 12 tahun, yang menyoroti masalah penting dan dikenal sebagai 'triple burden' malnutrisi, terdiri dari : masalah kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan kelebihan berat badan/obesitas. Ketiga masalah ini seringkali terjadi berdampingan di suatu negara dan bahkan bisa terjadi dalam satu keluarga. Terutama di Indonesia, dimana angka stunting di anak-anak yang masih cukup tinggi adalah contoh bentuk dari kekurangan gizi. Penelitian skala besar ini dilakukan oleh FrieslandCampina, dalam rentang waktu antara 2019 dan 2021 oleh universitas dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Penelitian baru ini merupakan lanjutan dari South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS I), yang dipublikasikan pada tahun 2012. Secara keseluruhan, South East Asian Nutrition Surveys kedua ini (SEANUTS II) menunjukkan bahwa permasalahan stunting dan anemia masih ada, terutama pada anak-anak usia dini. Namun, untuk anak yang berusia lebih tua, tingkat prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas lebih tinggi. Selain itu, sebagian besar anak-anak tidak memenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium dan vitamin D sehingga menunjukkan adanya indikasi kekurangan vitamin D.

Adsense

Baca juga : Bantu Penelitian Penyakit Menular Anak, Dolly Parton Nyumbang Rp 14,7 M

Menanggapi temuan dalam penelitian ini, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), Peneliti Utama SEANUTS II di Indonesia dan Guru Besar di Fakultas Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, menjelaskan Gizi yang sehat adalah tentang gizi seimbang, cukup, dan bervariasi. Jika anak tidak mendapatkan gizi yang dibutuhkan, mereka tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Penelitian terbaru kami mengungkapkan bahwa lebih dari 70% anak-anak di keempat negara tidak memenuhi kebutuhan rata-rata kalsium dan lebih dari 84% tidak memenuhi kebutuhan rata-rata vitamin D.

" Khususnya di Indonesia dimana 1 dari 4 anak tergolong stunting. Angka-angka ini menegaskan bahwa adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan ketahanan pangan di tanah air, serta ketersediaan produk makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, sehingga dapat meningkatkan akses sumber gizi yang sehat.” tuturnya.

Baca juga : Demokrat DKI: 38 Ribu Rumah Tangga Miskin Nggak Kebagian Bansos

Global Director, Research & Development, FrieslandCampina, Margrethe Jonkman menyatakan: “Penelitian adalah kunci untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan gizi lokal. Hasil dari studi ini akan membantu FrieslandCampina dalam mengembangkan produk yang lebih baik dan terjangkau untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dan menyiapkan program yang mendukung pemenuhan gizi seimbang dan gaya hidup aktif bekerja sama dengan pemangku kepentingan, petugas kesehatan, dan sekolah terkait.”

Andrew F Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, mengatakan, “Sebagai afiliasi dari FrieslandCampina, Frisian Flag Indonesia (FFI) dengan bangga mempersembahkan hasil SEANUTS II kepada pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan terkait. SEANUTS II tidak hanya merupakan komitmen Frisian Flag Indonesia (FFI), tetapi juga merupakan inisiatif untuk mempertemukan pihak swasta, organisasi, asosiasi, profesional dan pemerintah untuk berkolaborasi dalam meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia.”.[ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense