RM.id Rakyat Merdeka - Australia melaporkan kasus cacar monyet (monkeypox) pertamanya pada hari ini, Jumat (20/5).
Kasus tersebut melibatkan seorang pelancong yang baru saja kembali dari Inggris.
"Seorang pria berusia 30 tahunan, yang hari ini tiba di Melbourne, telah dinyatakan positif cacar monyet. Selain itu, seorang pria berusia 40 tahunan, yang baru saja kembali dari Eropa dinyatakan berstatus probable," demikian pernyataan Departemen Kesehatan Negara Bagian Victoria, seperti dikutip Reuters, Jumat (20/5).
Baca juga : Komang Sumringah Dipercaya Turun
Kedua pria tersebut dilaporkan mengalami gejala ringan, setelah tiba di Negeri Kanguru. Pejabat kesehatan setempat menyebut, secara klinis, gejalanya mirip cacar monyet.
"Kami ingin meyakinkan masyarakat, bahwa penyakit ini tidak memiliki mekanisme penyebaran seperti Covid atau flu, yang jauh lebih cepat," kata Kepala Petugas Kesehatan Negara Bagian New South Wales, Kerry Chant kepada wartawan.
Kasus cacar monyet telah diidentifikasi di beberapa negara non-endemik dalam beberapa pekan terakhir. Termasuk Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, Kanada, dan Amerika Serikat.
Baca juga : KSP: Ekspor Distop, Harga Minyak Goreng Curah Melandai, Cenderung Turun
Cacar monyet, yang sebagian besar terjadi di wilayah barat dan tengah, disebabkan oleh virus langka yang mirip dengan cacar manusia. Secara umum, derajat penyakitnya dilaporkan lebih ringan.
Penyakit ini pertama kali terdeteksi di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970-an.
Sementara di Afrika Barat, kasus cacar monyet dilaporkan meningkat dalam dekade terakhir. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, dan ruam kulit yang dimulai dari wajah, lalu kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Baca juga : Mahfud: Mau Lancar, Pemudik & Aparat Kudu Saling Pengertian
Cacar monyet dapat menular melalui kontak erat dengan mereka yang terinfeksi virus.
"Pejabat Kesehatan Australia telah mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengelola kasus cacar monyet. Termasuk, dengan memberikan peringatan klinis ke dokter dan rumah sakit," ujar Chant. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.