RM.id Rakyat Merdeka - Pandemi virus Corona dan isolasi sosial, dinilai berkontribusi pada "badai sempurna" yang membuat lebih banyak orang muda rentan terhadap radikalisasi. Peringatan ini diungkap Kepolisian Inggris, Rabu (17/11/2020) waktu setempat.
Tingkat ancaman terorisme negara itu dinaikkan menjadi "parah" (severe) awal bulan ini, sebagai tindakan pencegahan, menyusul serangan terorisme di Prancis dan Austria. Perubahan status itu berarti, serangan teror sekarang dipandang sangat mungkin terjadi di Inggris.
Baca juga : Kena Covid, Direktur RS Islam Ahmad Yani Surabaya Meninggal Dunia
Satuan anti terorisme Kepolisian Inggris menyatakan, dalam 18 bulan hingga akhir Juni lalu, 17 anak muda ditangkap terkait kasus terorisme, termasuk beberapa yang berusia 14 tahun.
“Ada peningkatan tajam dalam materi ekstremis online dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi Covid-19 turut membuat mereka yang rentan, menghabiskan lebih banyak waktu terisolasi dan melakukan kegiatan online. Sebaliknya, faktor pelindung seperti sekolah, pekerjaan, teman, dan keluarga jadi lebih sedikit, ” kata Neil Basu, Kepala Anti Terorisme Nasional Kepolisian Inggris, dikutip kantor berita Reuters.
Baca juga : Panglima TNI Bakal Bentuk Satuan Nubika
Dia menilai, kondisi seperti ini bakal menciptakan badai yang sempurna yang tak dapat diprediksi. Namun dampaknya, kata Basu, akan dirasakan beberapa tahun yang akan datang.
Sebagai upaya mengatasi masalah ini, sebuah situs web pengamanan baru bernama ACT dini, www.actearly.uk pun diluncurkan pada Rabu. [RUS]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.