RM.id Rakyat Merdeka - Kasus Omicron terus bertambah. Pada Jumat (7/1), Pemerintah mencatat penambahan 57 kasus baru, sehingga total konfirmasi Omicron menyentuh menjadi 318.
Untuk menekan laju penularan Omicron, pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia Bambang Istianto menyarankan Pemerintah segera mengambil kebijakan konkret yang tidak bikin panik masyarakat. Dia yakin, Pemerintah bisa melakukan ini. Sebab, Pemerintah punya pengalaman ciamik dalam mengendalikan Corona.
Baca juga : Naik Kelas, Kini Pakai Sleepwear Menjadi Outfit Harian
"Jika tindakan Pemerintah berlebihan, dikhawatirkan dipersepsikan oleh masyarakat ada kepentingan lain, misalnya politik dan ekonomi," kata Bambang saat berbincang dengan RM.id, Sabtu (8/1).
Bambang melihat, Pemerintah punya banyak modal dalam menghadapi penyebaran Omicron. Pemerintah cukup memoles kebijakan yang sudah ada sehingga bisa diterima masyarakat. "Kebijakan yang tepat sasaran itulah yang menjadi dambaan publik," ungkapnya.
Baca juga : Peradi Sayangkan Minimnya Peran Advokat Dalam Pemerintahan
Dia menambahkan, masyarakat yakin Pemerintah lebih bijak dalam menangani munculnya varian baru Corona. "Kebijakan melarang bepergian ke luar negeri boleh jadi bisa menghemat devisa, jika kepergiannya hanya sekedar wisata dan bukan kepentingan produktif," papar dia. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.