Dark/Light Mode

Bahasa Indonesia sebagai Kekuatan Diplomasi Publik

Senin, 14 Oktober 2024 22:49 WIB
Lambang UNESCO. (Gambar: Istimewa)
Lambang UNESCO. (Gambar: Istimewa)

Kita patut berbangga, tahun lalu Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Tetaptnya, pada 20 November 2023. Pengukuhan ini dilakukan di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis.

Masuknya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO tidak terlepas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) yang terus berupaya untuk mewujudkan internasionalisasi bahasa Indonesia secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Capaian besar di atas juga merupakan wujud sinergi yang baik antara kementerian dan lembaga pemerintah yaitu antara Badan Bahasa Kemendikbudristek, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), dan Kementerian Luar Negeri.

Menurut Kepala Badan Bahasa E Aminudin Aziz, penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pada Sidang Umum UNESCO menjadi pintu emas untuk semakin membuanakan bahasa Indonesia di dunia. Aminudin menyoroti bagaimana semakin meningkatnya minat masyarakat global dalam mempelajari bahasa Indonesia. Selain adanya rekognisi dari UNESCO, sebaran penggunaan Bahasa Indonesia secara internasional juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Saat ini Bahasa Indonesia diajarkan di 54 negara, meningkat dari tahun 2020 yang berjumlah 38 negara. Selain itu, terdapat lebih dari 300 lembaga yang bermitra dengan Indonesia, serta 172-ribu pemelajar aktif bahasa Indonesia.

Baca juga : Gelar Rapimnas, Asosiasi Advokat Indonesia Bahas Rekonsiliasi

Aset Diplomasi Publik 

Data di atas menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia bukan hanya diterima secara formal sebagai bahasa resmi di UNESCO, tapi juga diterima oleh oleh masyarakat dunia. Hal ini menjadi asset berharga bagi diplomasi publik Indonesia yang semakin hari semakin memiliki peran dalam diplomasi internasional. Diplomasi publik adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah suatu negara untuk berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan publik di luar negeri. Tujuannya adalah untuk mempromosikan kepentingan nasional, membangun kepercayaan, dan memperkuat hubungan.   Diplomasi publik memiliki beberapa kegunaan, di antaranya, pertama, Mengenalkan citra negara kepada negara lain. Kedua, memperoleh dukungan dari masyarakat asing. Ketiga, membangun rasa saling percaya dan hubungan yang produktif. Keempat, Membangun lingkungan global yang aman

Hal senada juga disampaikan Koordinator Fungsi Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang (Sosbud OINB), Kementerian Luar Negeri, Ary Aprianto. Dia menyoroti faktor penting diterimanya Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional untuk mendukung aksesibilitas informasi dan partisipasi global. Ia menekankan bahwa bahasa Indonesia, dengan sifat inklusifnya, mampu memudahkan semua pihak untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan di skala internasional.

Baca juga : PBSI Belum Puas Indonesia Cuma Dapat 2 Perunggu Di Kejuaraan Dunia Junior

Dalam hal ini, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, menyampaikan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional untuk sebuah negara dengan penduduk mencapai lebih dari 270 juta, dengan kata lain bahasa Indonesia digunakan sekitar 3,3 persen populasi penduduk dunia, hal tersebut menunjukkan betapa powerfulnya bahasa Indonesia. Inilah faktor penting mengapa bahasa Indonesia perlu dilirik oleh organisasi dunia dan bangsa-bangsa lain.

Selain itu, menurutnya, posisi Indonesia sebagai bangsa dengan bahasa dan budaya yang bernilai tinggi semakin kukuh. Hal ini memungkinkan Indonesia untuk kemudian lebih aktif mempromosikan dan memperluas pengaruh keragaman bahasa dan budayanya di kancah internasional.

Adapun menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Canberra Australia, dengan rekognisi UNESCO terhadap Bahasa Indonesia, muncul gagasan baru bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia bukan lagi hanya karena faktor geografis negara kita yang bertetangga, namun karena sudah menjadi bahasa penting untuk ekonomi dan pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa Bahas Indonesia tidak hanya aset budaya tapi juga merupakan aset pengetahuan bagi warga dunia. Hal ini menjadikkan Indonesia semakin disegani di kancah internasional.

Fahmi Syahirul Alim
Fahmi Syahirul Alim
Peneliti ICIP

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.