Dark/Light Mode

Olahraga Bersama Pelajar untuk Meningkatkan Semangat Komunitas antar Pelajar

Rabu, 5 Februari 2025 08:48 WIB
Ilustrasi: Festival Olahraga Pendidikan (FOP) Kemenpora. Foto: deputi3.kemenpora.go.id
Ilustrasi: Festival Olahraga Pendidikan (FOP) Kemenpora. Foto: deputi3.kemenpora.go.id

Di antara tujuh pembiasaan baik yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) adalah pembiasaan olahraga bagi pelajar. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa olahraga berdampak sangat baik bagi kesehatan seseorang --selain komposisi makanan yang menjadi konsumsi setiap hari. 

Artikel singkat ini ingin menjelaskan kegiatan olahraga bersama pelajar dari perspektif sosiologis dalam mengurangi bullying di sekolah dan membentuk karakter pelajar yang sehat sekaligus memiliki kecerdasan sosial. 

Olahraga Bersama Pelajar: Lebih dari Sekadar Keringat

Setiap pagi di sekolah, bisa jadi, secara sederhana terdapat dua tipe anak. Yang satu datang dengan wajah cerah, semangat menunggu waktu olahraga. Yang satu lagi berharap bel masuk berbunyi lebih cepat supaya nggak perlu ikut senam. Tapi, pernah nggak kita berpikir bahwa olahraga di sekolah lebih dari sekadar rutinitas? Lebih dari sekadar gerak badan, lebih dari sekadar keringat yang mengucur?

Kita sering dengar, "Olahraga itu penting buat kesehatan." Ya, itu betul. Tapi yang jarang disorot adalah bagaimana olahraga bisa jadi alat untuk membangun komunitas. Bayangkan kalau setiap pagi semua siswa harus olahraga bareng dalam kelompok campuran, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6, kelas 7 sampai kelas 9, dan seterusnya. Nggak ada batasan kelas, semua berbaur. Hasilnya? Mereka yang biasanya nggak kenal jadi kenal. Yang biasanya cuma main sama teman sekelas, mulai berbicara dengan yang lebih muda atau lebih tua.

Baca juga : Ada Warga Meninggal Setelah Antre Gas Melon, Bahlil Minta Maaf

Konsep ini sebenarnya sudah lama dibahas dalam teori sosiologi. Emile Durkheim bilang, interaksi rutin dalam kelompok yang beragam bisa memperkuat kohesi sosial. Artinya, semakin sering orang berinteraksi, semakin mereka merasa menjadi bagian dari komunitas yang sama. Jadi, kalau selama ini ada siswa yang merasa terasing atau diabaikan, olahraga bisa jadi pintu masuk buat dia merasa diterima.

Senioritas? Udah Nggak Zaman!

Kita tahu ada fenomena senioritas di banyak sekolah. Siswa yang lebih tua merasa lebih berkuasa, yang lebih muda sering kali segan atau takut. Tapi coba bayangkan kalau dalam setiap sesi olahraga, kelompoknya selalu campur. Mereka harus bekerja sama buat memenangkan permainan atau menyelesaikan tantangan. Secara alami, senioritas ini bakal berkurang. Senior yang sebelumnya merasa lebih hebat bakal sadar bahwa mereka juga butuh juniornya. Junior yang sebelumnya minder bakal merasa lebih percaya diri.

George Herbert Mead menyebut ini sebagai "interaksi simbolik." Dalam interaksi sosial, orang belajar memahami peran mereka. Dalam kasus ini, olahraga bisa jadi medium buat siswa belajar bahwa setiap individu, tua atau muda, punya peran penting dalam kelompoknya.
 Interaksi adalah modal masa depan seseorang. Sebab, ketika jaman mengharuskan kepintaran akademik sebagai pondasi keberhasilan, ternyata kecerdasan sosial justru tidak kalah menentukan.  

Modal Sosial: Bekal Hidup dari Lapangan Sekolah

Baca juga : Dua Korban Banjir Bima Ditemukan Meninggal Dunia, 6 Masih Dalam Pencarian

Robert Putnam punya konsep menarik tentang "modal sosial." Intinya, jaringan sosial yang kuat bisa meningkatkan kepercayaan dan kerja sama. Nah, olahraga bersama bisa jadi salah satu cara untuk membangun modal sosial ini sejak dini. Dengan olahraga yang melibatkan banyak siswa dari berbagai kelas, mereka belajar bekerja sama, belajar berbagi peran, dan yang paling penting, belajar percaya dengan teman satu tim.

Bahkan, kalau olahraga ini dikemas dalam bentuk proyek bersama—misalnya, membangun kompetisi olahraga yang dirancang oleh siswa sendiri—maka mereka bakal belajar tentang kepemimpinan dan tanggung jawab. Senior nggak bisa cuma nyuruh junior kerja, karena mereka juga harus ikut ambil bagian. Ini bukan sekadar tentang menang atau kalah, tapi tentang bagaimana mereka menyelesaikan sesuatu bersama-sama.

Bukan Hanya Sehat, Tapi Juga Cerdas Sosial

Sebuah penelitian dari Journal of Sport and Health Science menunjukkan bahwa siswa yang aktif berolahraga cenderung punya keterampilan sosial yang lebih baik. Mereka lebih gampang beradaptasi, lebih punya empati, dan lebih bisa bekerja dalam tim. Ini penting, bukan cuma buat sekarang, tapi juga buat masa depan mereka.

Anthony Giddens, dalam konsep modernitas dan identitasnya, bilang bahwa interaksi sosial itu bagian dari pembentukan identitas seseorang. Artinya, olahraga bersama bukan cuma bikin tubuh sehat, tapi juga bikin mereka lebih peka terhadap lingkungan sosialnya. Lebih mudah memahami orang lain, lebih mudah membangun hubungan.

Baca juga : Asdamindo Ajak Pemilik Depo Air Isi Ulang Tingkatkan Standar Higienitas & Sanitasi

Berolahraga = Bersosialisasi

Jadi, olahraga di sekolah itu bukan cuma soal keringat dan capek-capekan. Ada manfaat yang jauh lebih besar di baliknya. Dari membangun komunitas, mengurangi senioritas, sampai menyiapkan siswa untuk jadi individu yang lebih matang secara sosial. Jika diterapkan dengan baik, olahraga bisa jadi gerakan kesadaran bermasyarakat sejak dini.

Sekarang tinggal bagaimana sekolah dan kita semua melihat ini sebagai peluang. Mungkin sudah saatnya olahraga di sekolah dikemas bukan hanya sebagai rutinitas, tapi sebagai cara membentuk generasi yang lebih peduli, lebih solid, dan lebih siap menghadapi dunia. 

 

Dr. Tantan Hermansah
Dr. Tantan Hermansah
Pengajar Sosiologi Perkotaan, Ketua Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.