Dark/Light Mode

Inflasi AS Turun, Harga Bitcoin Tembus Di Atas Rp 1 M

Sabtu, 18 Mei 2024 16:30 WIB
CEO Indodax, Oscar Darmawan. (Foto: Ist)
CEO Indodax, Oscar Darmawan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penurunan inflasi Amerika Serikat (AS) terhadap pasar Bitcoin menunjukkan tren kenaikan yang mendapat banyak perhatian di kalangan investor.

Berdasarkan data terbaru, harga Bitcoin (BTC) berhasil stabil di atas angka 65.000 dolar AS atau Rp 1,037 miliar dan sempat menyentuh 66.000 dolar AS atau Rp 1,053 miliar setelah mengalami volatilitas sepanjang pekan ini. Per hari ini, Sabtu (18/5/2024), harga Bitcoin menyentuh harga 66,967 dolar AS atau Rp 1,068 miliar.

Baca juga : Airlangga-Sri Mul Turun Langsung Beresin Kontainer Numpuk Di Priok

Menariknya, penurunan tingkat inflasi AS telah mempengaruhi sentimen pasar secara positif. Data dari Trading Economics dan U.S. BUREAU OF LABOR STATISTICS menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 3,4 persen yang menandakan penurunan tekanan inflasi.

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, penurunan inflasi AS memberikan angin segar bagi pasar kripto, terutama Bitcoin. Ini memperkuat kepercayaan investor terhadap potensi Bitcoin sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan aset yang mampu menawarkan return lebih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Baca juga : Naik Rp 7.000, Harga Emas Pagi Ini Rp 1.350.000 Per Gram

Selain itu, kenaikan harga Bitcoin ini juga didukung oleh peningkatan aktivitas perdagangan di kalangan investor ritel dan institusi. Funding rates yang meningkat menunjukkan adanya peningkatan pembelian dengan leverage di banyak bursa ritel.

Momentum seperti ini sangat dinantikan oleh para investor setiap bulannya. Penentuan penurunan atau kenaikan inflasi di Amerika Serikat memiliki dampak signifikan terhadap suku bunga secara global. Dalam konteks ini, investor akan menjadikan tingkat inflasi AS sebagai salah satu acuan utama dalam menentukan instrumen investasi yang paling tepat untuk dipilih.

Baca juga : Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram

Terkait hal ini, Oscar mengatakan, pentingnya memanfaatkan momen seperti ini untuk melakukan investasi dengan teknik Dollar Cost Averaging (DCA) melalui fitur ‘Investasi Rutin’ di INDODAX, “Melakukan DCA akan membantu kita untuk mengatur investasi kita dan akan menguntungkan ketika ada momen seperti ini,” ujarnya.

Teknik DCA memungkinkan investor untuk membeli kripto secara berkala dengan jumlah yang sama setiap bulannya, sehingga mengurangi risiko dan dampak volatilitas pasar. Ini adalah strategi yang sangat efektif dalam jangka panjang untuk mengakumulasi aset dengan biaya rata-rata yang lebih rendah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.