Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Certik Skynet, lembaga pemeringkat keamanan siber terkemuka, menempatkan Indodax pada peringkat 13 dunia untuk keamanan siber berkat teknologi dan prosedur pengamanan yang ketat.
Indodax juga merupakan satu-satunya platform crypto exchange dari Indonesia yang masuk dalam predikat “A” untuk security score.
CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, dengan pencapaian ini menunjukkan dedikasi Indodax demi memastikan keamanan pengguna. Menurutnya, pencapaian di aspek keamanan siber ini merupakan hasil dari kerja keras semua elemen di internal perusahaan.
“Saat ini, kami secara terus-menerus berupaya mengatasi ancaman siber yang semakin kompleks. Sebab, keamanan dana dan data member merupakan prioritas utama,” jelasnya.
Baca juga : Pertama Di Indonesia, Okamoto Luncurkan Alat Kontrasepsi Tipis
Oscar juga menambahkan, kejahatan siber bisa mengancam siapa saja termasuk para investor kripto. Dirinya menghimbau para investor kripto untuk memilih platform kripto yang memiliki reputasi baik dengan sistem keamanan yang terjamin.
Selalu pastikan bahwa platform yang dipilih menerapkan standar keamanan tinggi dan memiliki langkah-langkah perlindungan data yang efektif. Misalnya, aktivasi fitur otentikasi dua faktor (2FA) pada akun kripto di exchange seperti Indodax.
“Hal ini penting guna menambah lapisan perlindungan dan mencegah akses tidak sah masuk secara sembarangan,” ujarnya.
Menurut dia, keamanan siber bukan hanya tentang perlindungan data, tetapi juga tentang membangun kepercayaan jangka panjang dengan komunitas. Di masa depan, pihaknya akan terus memperbaharui dan meningkatkan sistem Indodax serta memberikan edukasi kepada pengguna mengenai praktik keamanan yang terbaik.
Baca juga : Permanen Di Atas, Mencair Di Bawah
“Kami berharap dapat meminimalkan risiko dan meningkatkan pengalaman investasi yang aman dan terpercaya di platform kami,” tutup Oscar.
Untuk diketahui, kasus kebocoran data pribadi di Indonesia semakin sering terjadi dan menjadi perhatian utama di semua sektor, termasuk industri kripto. Kebocoran data yang mempengaruhi jutaan orang menunjukkan betapa pentingnya memiliki sistem keamanan yang kuat untuk mencegah kerugian yang signifikan bagi individu dan perusahaan.
Tak cuma itu, ancaman siber terhadap platform kripto juga meningkat seiring dengan kemajuan teknologi dan teknik peretasan. Pelaku kejahatan siber semakin canggih dalam mengeksploitasi kelemahan sistem.
Imbasnya, platform perdagangan kripto harus terus memperbaharui dan memperkuat sistem keamanan dan jaringannya. Jika tidak, perlindungan aset dan data pengguna dari berbagai bentuk serangan siber bisa terancam.
Baca juga : Lagi, Persita Ikat Pemain Asal Brasil
Berdasarkan laporan dari Cybersecurity Ventures, kerugian akibat kejahatan siber secara global diperkirakan mencapai 10,5 triliun dolar AS per tahun pada 2025, naik dari 3 triliun dolar AS pada 2015.
Sementara itu, data dari CoinWire menunjukkan bahwa volume perdagangan kripto global diperkirakan akan mencapai 108 triliun dolar AS pada tahun ini dengan peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya