Dark/Light Mode

Perkuat Industri Pangan, LIT Dan Kadin China Gelar Business Matching

Selasa, 8 Oktober 2024 19:01 WIB
Konferensi pers business matching Chinese Enterprices Go-oversea-In-dept Tour into Indonesia di Gedung Sahid Sudirman Center, Jakarta, Selasa (8/10/2024). (Foto: Ist)
Konferensi pers business matching Chinese Enterprices Go-oversea-In-dept Tour into Indonesia di Gedung Sahid Sudirman Center, Jakarta, Selasa (8/10/2024). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Kerja Sama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok (LIT) akan menyelenggarakan acara Business Matching bertajuk “Chinese Enterprises Go-Oversea - In-Depth Tour into Indonesia”. 

Acara tersebut hasil kerja sama dengan Kamar Dagang China melalui Chamber of Commerce of I/E Foodstuffs, Native Product, and Animal By-products (CFNA) serta PT. China Indonesia Food Ingredient Industry Communication Service Center (PT CISC). Acara dijadwalkan berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, 11-15 November 2024 ini, 

Selama lima hari, lebih dari 100 perusahaan dagang dan industri dari China akan bertemu dengan sekitar 150 perusahaan lokal Indonesia. Acara ini diharapkan menjadi ajang penting untuk membangun kemitraan strategis, terutama di bidang produk pangan dan bahan pangan. 

Chairman LIT, Sudrajat menilai, acara ini sebagai peluang besar bagi kedua negara untuk saling berbagi potensi dan inovasi di sektor pangan. Acara ini membuka kesempatan luas bagi pelaku usaha China untuk menggali potensi lokal Indonesia serta mengembangkan kolaborasi yang menguntungkan. 

Baca juga : Genjot Industri Pengemasan Makanan, Krista Exhibitions Gelar ALLPack Indonesia 2024

“Kami percaya, sinergi antara pengusaha Indonesia dan China akan memperkuat rantai pasok dan mendorong inovasi baru di industri pangan,” ujar Sudrajat dalam jumpa pers di Gedung Sahid Sudirman Center, Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Indonesia saat ini mencatat pertumbuhan signifikan di sektor industri makanan dan minuman, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 5,53 persen pada triwulan II-2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PDB nasional yang tercatat sebesar 5,05 persen serta industri non-migas sebesar 4,63 persen.

Selain itu, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 40,33 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, menjadikannya subsektor dengan kontribusi terbesar.

Sudrajat juga menekankan, pentingnya business matching ini dalam mempertemukan para pelaku industri pangan dengan produsen bahan baku, yang diharapkan dapat menghasilkan berbagai inovasi baru. “Business matching ini menjadi platform bagi pelaku industri untuk menemukan pemasok bahan baku potensial, membuka ide-ide baru, dan menemukan solusi yang bisa mendorong pengembangan industri pangan ke depan,” tambahnya.

Baca juga : Survei Indikator: Pasangan Eman-Dena Unggul Di Pilbup Majalengka

Acara ini juga diharapkan dapat memperluas jaringan bisnis, baik bagi pengusaha Indonesia maupun China. Lebih dari sekadar platform kolaborasi, business matching ini diharapkan mampu membantu pengusaha dari kedua negara mengembangkan proyek serta meningkatkan peluang bisnis mereka ke tingkat yang lebih tinggi di pasar masing-masing.

“Ini adalah kesempatan strategis bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi dan bersama-sama menciptakan solusi bagi pengembangan industri pangan di masa depan,” tutup Sudrajat.

Chinese Enterprise Go-overseas, in-depth tour into Indonesia, Zhu Changliang mengatakan, dalam era globalisasi yang terus berkembang dan penerapan Belt and Road Initiative, kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan negara-negara di seluruh dunia semakin erat, menciptakan peluang tak terbatas bagi berbagai industri. Misalnya di sektor pangan. 

“Ukuran pasar kuliner China di luar negeri diperkirakan akan melebihi 400 miliar dolar AS pada 2026, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 10 persen,” ujarnya.

Baca juga : Dukung Industri Pertambangan Kalimantan Barat, CKB Logistics Resmikan Kantor Baru di Pontianak

Zhu mengatakan, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk. Permintaan pasar yang besar ini menciptakan peluang besar bagi perkembangan industri pangan China di Indonesia. 

Menurut dia, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mendorong perkembangan industri pangan dengan menerapkan berbagai kebijakan menguntungkan, seperti insentif pajak dan hibah tanah untuk investasi asing. “Langkah-langkah ini memberikan dukungan kuat bagi usaha pangan China untuk berkembang di Indonesia,” imbuhnya.

Zhu juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan instansi terkait atas dukungan mereka terhadap acara ini. “Saya yakin dengan bantuan pemerintah Indonesia, inisiatif ini akan mencapai kesuksesan besar dan membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih erat antara China dan Indonesia dalam industri makanan,” katanya.

Terakhir, Zhu menegaskan, acara ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang pertukaran budaya dan persahabatan. Ia berharap, inisiatif ini dapat memperdalam pemahaman antara masyarakat China dan Indonesia serta mendorong perkembangan positif hubungan bilateral. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.