Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Guru Besar Undip Dan ITB Pastikan Air Kemasan Galon Guna Ulang Aman

Senin, 4 Oktober 2021 14:16 WIB
Galon guna ulang (Foto: Istimewa)
Galon guna ulang (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru besar bidang pemprosesan pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) Prof Andri Cahyo Kumoro memastikan, penggunaan kemasan galon guna ulang aman. Potensi migrasi zat prekursor Bisfenol A (BPA), sisa proses pembuatan polikarbonat, pada galon tersebut masih berada dalam ambang batas aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia. 
 
“Kalau pemakaian, pencucian, dan distribusinya galon polikarbonat dilakukan dengan betul, itu tidak perlu dikhawatirkan. Untuk kemasan air galon guna ulang masih di bawah batas toleransi,” ujarnya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Senin (4/10).
 
Yang penting, menurut Andri,  paparan terhadap panas (suhu tinggi), guncangan, dan goresan diminimalkan. Dia mengutarakan, Food and Drug Administration (FDA) dan Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat menetapkan ambang batas aman BPA sekitar 1 ppm per berat badan per hari. Sedangkan, di beberapa negara menerapkan 50 ppm BPA per berat badan per hari. Untuk di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan ambang batas aman BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram per kilogram).
 
“Yang saya kawatirkan itu adalah BPA yang ada di dot susu untuk bayi dan anak balita yang sering terpapar air panas, sering digosok, dan diguncang-guncang. Nah, ini yang perlu menjadi perhatian menurut saya,” pesannya.
 
Hal senada disampaikan pakar polimer sekaligus dosen Perencanaan Produk Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmad Zainal Abidin. Dia juga memastikan, air minum galon guna ulang aman untuk dikonsumsi.
 
Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB ini menegaskan, semua zat kimia pasti berbahaya. Tidak hanya BPA, zat-zat prekursor yang digunakan untuk membuat botol atau galon plastik PET (polyethylene terephthalate) atau sekali pakai juga sama-sama berbahayanya. Etilena glikol yang menjadi salah satu prekursor yang digunakan untuk membuat botol atau galon plastik PET atau sekali pakai juga sangat beracun dan bisa menyerang sistem saraf pusat, jantung dan ginjal serta dapat bersifat fatal jika tidak segera ditangani. 
 
“Tapi, dalam bentuk polimernya, ketika zat-zat kimia yang menjadi prekursor bahan pembuat botol atau galon plastk itu beraksi secara kimia membentuk polimer PC (polikarbonat) dan PET, itu menjadi tidak berbahaya. Yang penting, tetap dijaga adalah bagaimana agar polimer itu tidak terurai kembali menjadi bentuk prekursornya. Karenanya, kemasan-kemasan itu perlu diawasi secara berkala oleh BPOM,” tutur Zainal.
 
Dan menurut Zainal, BPOM pasti tidak main-main dalam mengawasi semua kemasan pangan yang beredar di pasaran. Laboratorium yang digunakan BPOM untuk melakukan uji keamanan terhadap kemasan pangan itu sudah bersertifikat dan diakui oleh Badan Akreditasi Nasional. “Jadi, hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium ini juga pasti akurat dan bisa dipercaya,” ucapnya.
 
Sebelumnya, BPOM mengeluarkan rilis yang menyatakan hasil sampling dan pengujian laboratorium terhadap kemasan galon air minum dalam kemasan (AMDK) jenis PC atau galon guna ulang menunjukkan adanya migrasi BPA dari kemasan galon sebesar rata-rata 0,033 bpj. Nilai ini jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM. BPOM menyimpulkan bahwa penggunaan plastik jenis PC sebagai kemasan galon AMDK masih aman digunakan masyarakat. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.