Dark/Light Mode

Assad Buka Suara Pasca Digulingkan

Tolak Tinggalkan Suriah, Dievakuasi Putin Ke Rusia

Rabu, 18 Desember 2024 06:20 WIB
Presiden Suriah Bashar al-Assad (kiri) saat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Juli 2024 di Kremlin, Moskow.
Presiden Suriah Bashar al-Assad (kiri) saat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Juli 2024 di Kremlin, Moskow.

RM.id  Rakyat Merdeka - Bashar Al Assad buka suara untuk pertama kalinya, sejak kabar keruntuhan pemerintahannya pada 8 Desember 2024. Saat itu, dia menolak hengkang dari Suriah.

Dikutip Reuters, Selasa (17/12/2024), Assad mengaku te­lah dievakuasi sekutunya, Rusia, ke tempat aman. Moskow merasa ada penyusupan terorisme di Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada 7 Desember 2024 dan memutuskan mengamankan Assad.

“Kepergian saya dari Suriah tidak direncanakan dan tidak terjadi pada jam-jam terakhir pertempuran,” bunyi pernyataan di saluran Telegram Kepresi­denan Assad.

“Moskow meminta evakuasi segera ke Rusia pada malam hari Minggu, 8 Desember, pindah ke Latakia,” imbuh pernyataan itu yang dirilis dalam bahasa Inggris. Namun, setelah pang­kalan Rusia diserang oleh drone, Assad mengatakan, dia langsung dipindahkan ke Rusia.

Baca juga : Harun Masiku Ternyata Tak Dicekal Sejak 2021

“Sepanjang peristiwa ini, saya tidak pernah mempertim­bangkan mundur atau mencari perlindungan dan tidak ada usulan seperti itu dari individu atau pihak manapun,” tegas As­sad dalam pernyataannya seperti yang dilaporkan AP, Selasa (17/12/2024).

“Satu-satunya langkah yang harus diambil adalah terus melawan serangan teroris,” imbuhnya.

Sekarang, Assad berada di pengasingan di Moskow. Dia mengaku memiliki rasa yang mendalam terhadap Suriah dan tidak tergoyahkan.

Kremlin mengatakan, pada 9 Desember Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan untuk memberikan suaka kepada Assad di Rusia.

Baca juga : Nadia Vega, Sudah Menjanda

Kejatuhan Assad memicu kegembiraan di Suriah dan di se­luruh dunia setelah lima dekade. Pasalnya, pemerintahan klan Assad dituding tidak mentoleransi perbedaan pendapat dan mengoperasikan penjara untuk menahan siapa pun yang beda pendapat dengannya.

Assad mulai berkuasa pada tahun 2000, menggantikan ayah­nya, Hafez al-Assad, yang me­merintah Suriah selama hampir tiga dekade.

Pemerintahan Assad runtuh pada 8 Desember lalu di bawah tekanan serangan cepat yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra. Kelompok ini dulu berafiliasi dengan kelompok teroris Al-Qaeda dan faksi-faksi sekutunya.

Dalam wawancara dengan Associated Press, Juru Bicara Departemen Politik Pemerintah transisi Suriah Obeida Arnaout, mengatakan, rezim Assad telah selesai dan tidak akan kembali.

Baca juga : Sembako Rakyat Bebas Pajak

Menurut Arnaout Suriah telah memasuki fase baru yang akan terbuka untuk dunia dan pemerintah baru berencana membangun hubungan baik dengan negara tetangga dan negara lain.

Dilansir Al Jazeera, Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis sudah melakukan kontak dialog dengan kelompok HTS.

Meski masih dianggap sebagai kelompok teroris, AS Cs bersedia berdiskusi dengan HTS demi menciptakan Suriah yang memi­liki pemimpin demokratis. DAY

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 14, edisi Rabu, 18 Desember 2024 dengan judul "Assad Buka Suara Pasca Digulingkan, Tolak Tinggalkan Suriah, Dievakuasi Putin Ke Rusia"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.