Dark/Light Mode

Suasana Perayaan Natal Di Palestina, Suriah Dan Lebanon

Warga Berdoa Di Antara Puing-puing Bangunan

Kamis, 26 Desember 2024 06:20 WIB
Kumpulan anak Sekolah Dasar di Betlehem, Palestina, membawa spanduk perdamaian di pagi harisaat perayaan Natal, Rabu (25/12/2024). Foto: Al Jazeera via AFP
Kumpulan anak Sekolah Dasar di Betlehem, Palestina, membawa spanduk perdamaian di pagi harisaat perayaan Natal, Rabu (25/12/2024). Foto: Al Jazeera via AFP

RM.id  Rakyat Merdeka - Umat Kristiani di Palestina, Suriah dan Lebanon merayakan Natal di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat perang.

Di Jalur Gaza, ratusan umat Kristiani merayakan malam Natal di Gereja Kelahiran di kota suci Kristen, Betlehem, Selasa malam (24/12/2024).

Perayaan Natal di Betlehem ini berlangsung dalam bayang-bayang perang di Gaza yang terus mempengaruhi kehidupan di kawasan tersebut. Serangan Israel ke Gaza sejak 8 Oktober 2024 telah menewaskan lebih dari 45.000 orang.

Interior gereja kembali nihil dari dekorasi pesta Natal. Jumlah pengunjung yang hadir pun jauh berkurang dibandingkan kera­maian wisatawan dan peziarah di tahun-tahun sebelumnya.

Di Manger Square, pusat Kota Betlehem yang dihormati umat Kristen sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus, parade kecil kelompok pramuka men­jadi satu-satunya aktivitas yang memecah keheningan pagi, 25 Desember 2024.

Baca juga : Nita Gunawan Incar Bad Boy

Mereka membawa pesan harapan, termasuk sebuah tanda bertuliskan, “Anak-anak ingin bermain dan tertawa, Kami Ingin Kehidupan, Bukan Kematian,” sambil bersorak dan bersiul.

Tradisi Natal di Betlehem biasanya diwarnai dengan pohon Natal besar yang menerangi Manger Square. Namun, Pemerintah setempat memutuskan tidak menggelar perayaan besar untuk tahun kedua berturut-turut.

Di tengah keprihatinan perang, sekitar 185.000 orang di Israel dan 47.000 orang di wilayah Palestina, mencari penghiburan dalam doa.

“Tahun ini kami membatasi kegembiraan,” ujar Wali Kota Betlehem Anton Salman.

Sementara, di Hadath, pinggir Kota Beirut, Lebanon, terdengar alunan musik Natal. Kota ini masih merasakan dampak se­rangan Israel selama dua bulan. Anggota pramuka setempat mengadakan pesta Natal kecil-kecilan di sebuah pusat pelatihan kota tersebut.

Baca juga : Presiden Menyimak Pro-Kontra PPN 12%

Anak-anak dilukis wajahnya, para remaja membagikan maka­nan dan para pemuda berkom­petisi di atas mesin tinju.

Si pemilik pusat pelatihan tersebut, Dania Sabbagh, mengatakan kepada Middle East Eye, Selasa (24/12/2024), mereka mengadakan acara ini karena tidak ada dekorasi dan tidak ada kehidupan sama sekali.

“Saya bekerja di sini dan biasanya ada parade dan perayaan Natal untuk anak-anak dan dewasa,” ujarnya.

Tahun ini, dekorasi hampir tidak ada, dan hanya beberapa meter dari pesta pramuka. Satu-satunya suara yang terdengar adalah dering lonceng gereja di tengah hujan.

Hadath yang mayoritas pen­duduknya beragama Kristen terletak di sebelah pinggiran selatan Beirut, yang dikenal se­bagai Dahiyeh, menjadi sasaran pengeboman Israel.

Baca juga : Jelang Nataru, Harga Beras Mulai Naik

“Kami seperti daerah bencana tanpa seorang pun di sini,” ujar seorang warga, Viviane Karam.

Perang Israel di Lebanon dimulai dengan bentrokan di perbatasan dengan kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon pada 8 Oktober 2023, sehari setelah perang di Gaza dimulai.

Konflik meningkat signifi­kan ketika Israel melancarkan pengeboman yang meluas dan invasi darat ke Lebanon pada September lalu. Serangan itu akhirnya mereda setelah per­janjian gencatan senjata diteken pada November lalu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.