Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Lestarikan Budaya
KADIIFA Gelar Pemilihan Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia 2024
Senin, 9 September 2024 12:15 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Dalam rangka memperingati Hari Tenun 2024 KADIIFA (Komunitas Indonesia Internasional Fashion Art & UMKM) bersama Yayaasan Putra Putri Tenun dan Songket menggelar Grand Final Ajang Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia (PPTSI) 2024, di Grand Ball Room Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi generasi muda akan kekayaan budaya tenun dan songket.
Sekaligus, meningkatkan industri tradisional, serta meningkat kan kehidupan ekonomi bagi para penenun di seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
Ajang Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia 2024 adalah event yang kelima.
Kegiatan tahunan ini diharapkan tidak berhenti pada budaya wastra saja, tetapi akan berkembang pada budaya-budaya lain yang lebih luas.
“Kita harapkan ke depannya tenun dan songket ini berkembang pemanfaatannya. Misalnya pada UMKM yang membuatnya menjadi fashion,” ujar Ketua Dewan Rempah Kejayaan Indonesia (DRKI) Tjokorda Ngurah Agung Kusumayudha, dalam siaran pers, Senin (9/9/2024).
Baca juga : Lestarikan Warisan Budaya Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Ia berharap, Grand Final Ajang Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2024 dapat menciptakan wawasan kebangsaan, serta sejarah budaya kedaerahan.
Jadi cara pandang dan pemahaman generasi muda terhadap budaya lokal jadi lebih baik.
“Mereka jadi lebih paham budayanya di tengah serbuan budaya asing yang masuk ke Indonesia," tuturnya
Tjokorda mengatakan, selama ini pengembangan tenun dan songket di daerah, terwakili oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dengan pembinaan dari istri gubernur dan bupati atau wali kota.
Dia berharap, pengembangannya tak sekadar pameran. Namun, mereka harus mampu mendatangkan investor sehingga terus berkembang serta berkelanjutan.
Pembina KADIIFA Muhammad Hatta mengungkapkan, ajang ini digelar untuk mendorong keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya.
Baca juga : Henkel Tampilkan Produk Unggulannya Di Mining Indonesia 2024
Juga, untuk menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan generasi muda untuk menggunakan wastra tenun dan songket sebagai busana ciri khas bangsa.
Diingatkannya, mayoritas generasi muda saat ini lebih tertarik dengan budaya dan produk-produk luar negeri.
“Ini tantangan kita untuk mencegah agar generasi muda tidak gandrung pada budaya- budaya luar,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian kecil dari usaha untuk mendorong pelestarian, pengembangan serta pemajuan wastra tradisional tenun dan songket Indonesia.
Targetnya bukan hanya melestarikan, namun juga memberikan prospek dari sisi ekonomi kepada para penenun kain ini.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum KADIIFA Anna Mariana mengungkapkan, ada jutaan penenun di bawah naungan Yayasan Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia .
Baca juga : Menag Ungkap Tiga Pesan Paus Fransiskus untuk Bangsa Indonesia
"Sebelum Covid-19 jumlah yang dibina sekitar 42 juta orang," sebut Anna.
Namun, jumlahnya menurun drastis saat pendemi Covid-19. Anna menilai, perlu peran pemerintah untuk menghidupkan kembali para penenun ini.
Misalnya, menetapkan penggunaan wajib berbusana tenun dan songket, minimal satu kali setiap minggu.
Bisa juga, dengan menggelar pameran-pameran untuk mengenalkan tenun dan songket kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
“Sangat urgent dan sangat penting, peningkatan ekonomi para perajin- perajin di daerah-daerah, agar tenun dan songket berkembang, seperti sebelum Covid-19,” tandasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya