Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ketum IMI Dukung Kendaraan Listrik Bekas G20 Diserahkan Ke Pemprov Bali

Jumat, 30 September 2022 10:39 WIB
Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo (Foto: Dok. IMI)
Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo (Foto: Dok. IMI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mendukung usulan Gubernur Bali I Wayan Koster agar kendaraan listrik yang dipakai selama penyelenggaraan KTT G-20 di Bali, setelah selesai dipakai diserahkan ke Pemprov Bali maupun stakeholders terkait lainnya. Sehingga bisa menjadi stimulus Bali dalam mempercepat migrasi kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke kendaraan masa depan bermotor listrik. Sekaligus merangsang lahirnya lebih banyak lagi komunitas otomotif berbasis kendaraan listrik.

Merujuk data The Millennium Alliance for Humanity and the Biosphere Stanford University, secara global diperkirakan minyak bumi akan habis pada 2052, dan gas bumi akan habis pada 2060. Dari dalam negeri, Dewan Energi Nasional memperkirakan cadangan minyak bumi nasional sebesar 4,2 miliar barel, akan habis dalam kurun waktu sekitar 9 tahun. Sedangkan cadangan gas bumi sebesar 62,4 triliun kaki kubik, juga akan habis dalam kurun waktu kurang lebih 18 tahun.

“Perhitungan tersebut dengan asumsi tidak ditemukan sumber daya baru. Karena itu, kehadiran kendaraan listrik bukan hanya sebuah keniscayaan, melainkan telah menjadi kebutuhan yang harus segera dimasifkan," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat memberikan Keynote Speech dalam Indonesia Electric Motor Show 2022, di JCC, Jakarta, Kamis (29/9). Acara dihadiri Gubernur Bali I Wayan Koster, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, serta Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono.

Baca juga : Dukung Pengembangan Anggur Nasional, Varietas Baru Didaftarkan Di Kementan

Ketua MPR ini menjelaskan, Indonesia patut bersyukur karena hingga Agustus 2022, Pertamina menemukan tujuh sumur cadangan minyak dan gas baru, dan menargetkan eksplorasi sebanyak 29 sumur hingga akhir periode 2022, atau meningkat 242 persen dibandingkan 2021. Namun, penting disadari, bahwa minyak dan gas bumi adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbarui. Akan datang suatu masa, di mana sumber energi tersebut akan benar-benar habis.

"Dari perspektif dunia otomotif, gambaran kondisi di atas mengantarkan kita pada satu kesimpulan, bahwa di satu sisi, kita harus lebih efisien dalam menggunakan ketersediaan energi yang ada. Di sisi lain, kita harus berupaya mencari sumberdaya alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan dan jumlah populasi yang terus bertambah menurut deret ukur," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, hal inilah yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mendorong percepatan migrasi dari kendaraan konvensional berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan berbasis energi listrik. Migrasi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik ini memiliki nilai urgensi yang tinggi, setidaknya untuk tiga alasan.

Baca juga : Dukung Kesehatan Gigi & Mulut, Satu Dental Tawarkan Konsep One Stop Solutions

"Pertama, mengurangi polusi atau pencemaran udara. Sebagian besar, sekitar 60 persen, kontributor pencemaran atau polusi udara di Indonesia disebabkan oleh kendaraan bermotor. Asap kendaraan bermotor mengandung gas beracun yang disebut karbon monoksida dan zat-zat berbahaya lainnya, seperti timbal, nitrogen dioksida, dan karbon dioksida," terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, alasan kedua, mengurangi beban subsidi BBM oleh negara. Berdasarkan data Korlantas Polri, per awal Agustus 2022, jumlah kendaraan bermotor yang beredar di Indonesia mencapai lebih dari 149,7 juta unit. Konsekuensi dari meningkatnya kendaraan bermotor adalah tingginya serapan subsidi BBM. Sebagai gambaran, pada tahun anggaran 2022, besarnya subsidi BBM dan kompensasi akan mencapai Rp 689 triliun atau lebih besar Rp 195,6 triliun dari yang dianggarkan Pemerintah dalam APBN 2022 senilai Rp 502,4 triliun.

"Alasan ketiga, meningkatkan ketahanan energi nasional. Penggunaan energi listrik sebagai pengganti BBM akan mengurangi konsumsi BBM dan beban subsidi yang harus ditanggung negara, sehingga meningkatkan ketahanan energi nasional. Penggunaan kendaraan listrik juga menjadi alternatif solusi untuk menekan ketergantungan impor migas dan merealisasikan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca atau karbon dioksida sebesar 29 persen pada 2030," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.