Dark/Light Mode

Survei Byonz

Mayoritas Gen Z Puas Dengan Pemberantasan Judol Dan Transformasi Digital

Sabtu, 19 Oktober 2024 21:36 WIB
Foto: Byonz.
Foto: Byonz.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak 66 persen anak muda, yang mencakup Generasi Milenial dan Zilenial atau Gen Z, menyatakan puas dengan pemberantasan judi online yang dilakukan oleh Pemerintah.

Hal ini terekam dari hasil survei Byonz Research and Advisory bertajuk “Perspektif Gen Z Terhadap Transformasi Digital dan Pemberantasan Judi Online” yang dilakukan pada 9-14 Oktober 2024.

Untuk pemberantasan judi online, kepuasan tertinggi berada pada kategori SES B (sebanyak 81 persen) dan terendah pada kategori SES C (sebanyak 58 persen).

Sementara SES A1, SES A2 dan SES D-E, masing-masing 72 persen, 79 persen, dan 64 persen.

CEO Byonz Research and Advisory, Zagy Yakana Berian menjelaskan, SES atau Status Ekonomi dan Sosial adalah ukuran posisi status ekonomi dan sosial seseorang, berdasarkan pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan kelas sosialnya.

Kategori SES A1 berpendapatan di atas Rp 8 juta, A2 berpendapatan Rp 6 juta-Rp8 juta, B berpendapatan kisaran Rp 4 juta-Rp 6 juta.

Baca juga : MTI Dorong Penyusunan Kebijakan Transportasi Nasional

Sedangkan kategori C pendapatannya Rp 2 juta-Rp 4 juta, dan kategori D-E berpendapatan di bawah Rp 2 juta.

Zagy memberikan beberapa catatan penting untuk Pemerintah agar judi online bisa diberantas lebih lanjut.

“Pemerintah perlu memperketat kontrol regulasi, menangani eksploitasi finansial oleh bandar global dan menghambat popularitas judi online,” saran Zagy dalam rilis survei yang diterima RM.id, Sabtu (19/10/2024).

Berkorelasi dengan pemberantasan judi online, sebanyak 79 persen menyatakan puas dengan transformasi digital yang dilakukan pemerintah selama 10 tahun terakhir.

Kepuasan tertinggi dirasakan oleh mereka dengan kategori SES A1 (sebanyak 91 persen), dan terendah dirasakan oleh kategori SES C (sebanyak 76 persen).

Sementara SES A2 dan SES B, masing-masing 86 persen. Sedangkan SES D-E, 78 persen.

Baca juga : Eksaminasi PK Mardani Maming Dinilai Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi

“Hasil riset Byonz menunjukkan, kelas C, D dan E atau menengah ke bawah tergolong yang paling rendah merasakan tingkat kepuasan program transformasi digital Pemerintah,” tutur Zagy.

Salah satu penyebabnya, mereka belum memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. Fitur yang paling digunakan sebatas komunikasi.

Menariknya, kata dia, masyarakat dalam kategori ini, banyak memanfaatkan fitur judi online untuk mengadu nasib.

“Sehingga kelompok menengah ke bawah adalah kalangan masyarakat yang paling memerlukan perhatian dan penanganan khusus terkait literasi digital, dan pemberantasan judi online,” tutur Zagy, yang juga Pendiri Society of Renewable Energy (SRE) ini.

Terkait transformasi digital ini, Zagy berpendapat, masih ada ruang bagi Pemerintah untuk meningkatkan transformasi digital di birokrasi dan keuangan.

“Serta perlunya menambah pendidikan dan literasi digital kepada masyarakat,” tandas Zagy.

Baca juga : Sinergi Pemberantasan Judol Menkominfo-Polri Diapresiasi

Metodologi penarikan sampel survei dilakukan menggunakan stratified random sampling. Pengambilan data dilakukan melalui online survey form.

Sampel menargetkan Generasi Z (yang lahir pada 1997-2012) dan Generasi M (yang lahir pada 1981-1996).

Dilakukan uji kelayakan data dengan sampling 20 persen dari total responden dan Margin of Error 3,5 persen. Total responden adalah sebanyak 800 orang dari seluruh Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.