Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Ikan Kaleng Diwacanakan Masuk MBG
Pemerintah Harus Perhatikan Pengolahan Hingga Pengemasan
Minggu, 17 November 2024 07:25 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Sejumlah pihak memberi masukan soal wacana menjadikan produk ikan kaleng, sebagai bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), khususnya di daerah yang jauh dari pesisir. Sejumlah point yang disorot, soal pengolahan hingga pengemasan produk tersebut.
Kepala Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Fitri Hudayani menyatakan, Pemerintah perlu memperhatikan sejumlah persoalan teknis, jika ingin menjadikan ikan kaleng bagian dari program MBG, khususnya di daerah yang jauh dari pesisir.
Point pertama, urai dia, soal pengolahannya. Menurutnya, pengolahan produk ikan harus diawasi dan dilakukan uji secara berkesinambungan oleh Pemerintah, untuk menjaga kandungan gizi yang ada pada ikan.
Baca juga : 01 Didukung Warga Minang, 02 Diendorse Mantan Wapres
“Ikan kaleng bisa mempunyai kandungan gizi yang sama dengan ikan segar, jika proses pengolaham dilakukan dengan cara yang benar,” ujar Fitri di Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Selain pengolahan, tambah dia, faktor bumbu pada ikan kaleng juga harus menjadi bagian penting dari perhatian Pemerintah. Sebab, kandungan bumbu, seperti garam, natrium, dan sebagainya, bisa berpengaruh pada kualitas ikan serta kesehatan konsumennya.
“Kalau sudah ada bumbu yang sesuai aturan, tinggal dipanaskan saja. Jadi, tidak perlu penambahan-penambahan lain. Kalau tidak ada bumbu, bisa ditumis atau olahan lainnya. Yang penting, di kalengnya ada info, seperti berapa natrium, lemak, dan sebagainya,” jelasnya.
Baca juga : Senayan Siapkan 2 RUU Kendalikan Impor Tekstil
Lebih lanjut, Fitri menyarankan, menu ikan kaleng tidak diberikan setiap hari. Selain itu, dia meminta menu tersebut diimbangi dengan sumber vitamin dan gizi lain, seperti sayur mayur dan buah-buahan.
Senada, Dokter Spesialis Gizi, Johanes Chandrawinata mengatakan, olahan seperti ikan kaleng harus melalui sejumlah proses, di antaranya ditambahkan minyak dan bumbu. Dia meminta Pemerintah memperhatikan faktor-faktor tersebut, karena konsumsi garam tidak boleh berlebihan.
Selain soal bumbu, Johanes juga memberikan catatan penting soal pengemasan. Menurutnya, teknik pengemasan ikan harus memerhatikan kualitas kaleng dan kerapatannya.
Baca juga : Prabowo Bakal Dongkrak Perdagangan Dan Investasi
“Kesalalahan sedikit saja dalam pengemasan, bisa mengakibatkan ikan kaleng mudah tercemar mikroba. Ini mengharuskan disterilisasi pada suhu 116-130 derajat Celcius. Suhu tersebut dicapai dengan memasak di bawah tekanan tinggi,” imbuhnya.
Soal gizi, Johanes menyatakan, hal tersebut tergantung pada cara memasaknya. Menurutnya, memasak ikan kaleng dengan dengan air (spring water) bisa memiliki kandungan gizi yang sama dengan ikan segar matang.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya