Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pandemi Tak Surutkan Terorisme, Pemerintah Jangan Kendor Laksanakan Pencegahan-Penindakan

Minggu, 28 Maret 2021 16:30 WIB
Pantauan CCTV peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3). (Foto: Twitter)
Pantauan CCTV peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3). (Foto: Twitter)

RM.id  Rakyat Merdeka - SETARA Institute mengutuk keras tindakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tadi pagi.

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Ismail Hasani menyatakan, peristiwa bom bunuh di Makassar merupakan sinyal keras bagi seluruh pihak, terutama pemerintah, agar tidak kendor dalam melaksanakan protokol penanganan ekstremisme-kekerasan. "Baik di ranah pencegahan maupun penindakan," ujar Ismail dalam siaran pers, Minggu (28/3).

Ekstremisme-kekerasan yang didorong stimulus ideologis, tidak akan surut hanya karena pandemi. Tidak juga karena semakin baiknya perangkat instrumental (peraturan) dan institusional (kelembagaan) penanganan ekstremisme-kekerasan oleh negara.

Baca juga : Kutuk Bom Makassar, BPIP : Aksi Terorisme Bertentangan Dengan Peradaban Manusia

"Di tengah konsentrasi tinggi pemerintah dalam penanganan dampak pandemi, perhatian pada penanganan ekstremisme-kekerasan tetap tidak boleh berkurang," imbaunya.

SETARA Institute juga mendesak pemerintah untuk melakukan tindakan komprehensif dan terukur untuk memitigasi dan melakukan penegakan hukum yang presisi, sesuai dengan kerangka negara hukum untuk menjamin keselamatan seluruh warga.

Dalam rangka mitigasi dan pencegahan, belum lama ini Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden No 7 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN-PE).

Baca juga : Penilaian Penggunaan TKDN, Pemerintah Bakal Libatkan Surveyor

"Akselerasi penerapan Perpres tersebut secara komprehensif dan terukur mendesak untuk dilakukan dalam rangka mencegah berulangnya peristiwa seperti yang terjadi di Makassar hari ini," imbuh Ismail.

Selain itu, SETARA Institute juga mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) dan elemen masyarakat sipil di daerah untuk berkontribusi signifikan bagi pencegahan ekstremisme-kekerasan dengan memupus lingkungan pemicu (enabling environment) bagi terjadinya ekstremisme.

Selain itu juga, dengan membangun lingkungan yang toleran dan inklusif, sehingga seluruh anak bangsa dapat hidup berdampingan secara damai (peaceful coexistence) di tengah perbedaan dalam kebhinekaan.

Baca juga : Pemerintah Andalkan Penerimaan Pajak

"Penerimaan atas kebhinekaan merupakan prediktor utama bagi keberhasilan penanganan ekstremisme kekerasan dan bagi penguatan kebhinekaan," urainya. 

Ismail menyebut, SETARA Institute menyampaikan simpati kepada para korban bom Makassar dan seluruh umat Kristiani di Indonesia. "Dengan harapan semoga peristiwa tersebut tidak mengurangi kekhidmatan umat Kristiani yang sedang merayakan Pekan Suci tahun 2021 yang diawali dengan Minggu Palma hari ini," tandas Ismail. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.