Dark/Light Mode

Rapat Tahunan OJK

Bamsoet Optimistis Perekonomian Nasional Meningkat Pasca Pemilu 2024

Selasa, 20 Februari 2024 21:36 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan). (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Kepala Badan Polhukam Kadin Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) optimistis situasi perekonomian nasional akan meningkat seiring kepercayaan investor yang berbanding lurus keamanan dan kondusivitas nasional usai Pemilu 2024. Terlebih angka ekonomi makro Indonesia masih menunjukkan hasil yang baik. Ekonomi Indonesia masih bisa mencapai 5,05 persen pada 2023, dengan tingkat inflasi sebesar 2,61 secara year on year (YoY).

"Para elite politik dan pendukungnya jangan sampai melakukan tindakan yang membuat situasi menjadi tidak stabil, sehingga dapat menyebabkan ketidakpercayaan para investor apalagi sampai membuat investor lari. Stabilitas politik merupakan modal utama bagi pembangunan ekonomi nasional sekaligus modal utama stabilnya industri jasa keuangan," ujar Bamsoet, usai menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, di Jakarta, Senin (20/2/24).

Baca juga : Mewaspadai Perang Cyber Hasil Pemilu 2024

Acara ini dibuka Presiden Jokowi. Acara dihadiri antara lain oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, pemerintahan pengganti Presiden Jokowi telah memiliki pondasi kuat dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional. Antara lain dengan positifnya kinerja industri jasa keuangan yang membaik. Salah satunya ditunjukan dengan kredit perbankan yang bisa tumbuh double digit dan ekonomi Indonesia juga tumbuh masih sangat baik yaitu 5,05 persen.

Baca juga : PLN Sukses Amankan Pasokan Listrik Di Pemilu 2024

"Selain itu, cadangan devisa mencapai 145 juta dolar AS, serta neraca dagang surplus Rp 570 triliun. Dengan modal ini, Indonesia di bawah kepemimpinan Pak Prabowo yang telah memenangkan Pemilu presiden berdasarkan quick count berbagai lembaga survei, nantinya bisa langsung tancap gas," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, pemerintahan yang akan datang masih memiliki pekerjaan besar, yakni mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara maju. Untuk dapat dikategorikan sebagai negara maju, pendapatan perkapita yang harus dicapai oleh suatu negara adalah minimal sebesar 11.906 dolar AS per tahun. Tingginya pendapatan per kapita ini juga dibarengi dengan angka kemiskinan yang relatif rendah. 

Baca juga : Masa Tenang, Bamsoet Wisata Kuliner di Purbalingga

Menurut Bamsoet, di negara maju, setiap warga negara yang berusia produktif memperoleh jaminan mendapatkan pekerjaan. Beberapa contoh negara maju dengan tingkat pengangguran terendah di antaranya Singapura dan Swiss dengan tingkat pengangguran 2 persen, serta Jepang dan Korea Selatan dengan tingkat pengangguran 2,5 persen.

“Sementara di Indonesia, tingkat pengangguran terbuka (TPT) saat ini mencapai 5,32 persen per Agustus 2023. Butuh kerja keras untuk menurunkannya seperti di berbagai negara maju," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.