Dark/Light Mode

Catatan Bambang Soesatyo

Menghayati Berkah Idul Fitri bagi Harmonisasi Kehidupan Bersama

Senin, 8 April 2024 10:19 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Akhirnya, akan selalu ada momentum bagi semua orang memulihkan kelembutan hati yang sejatinya ada pada setiap pribadi. Bagi masyarakat Indonesia yang agamis, salah satu momentum itu adalah Puasa Ramadan yang kemudian memuncak pada perayaan hari kemenangan, Idul Fitri. Hati yang lembut sebagai berkah Idul Fitri 1445 Hijriah itu hendaknya mampu memulihkan silaturahmi di antara sesama anak bangsa, dengan kemauan dan kesediaan mengakhiri sekat-sekat akibat beda pilihan politik yang mengemuka di sepanjang periode persiapan dan pelaksanaan Pemilu 2024.

Hari-hari ini, ketika masyarakat menempuh perjalanan mudik ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri 2024 yang jatuh pada tanggal 10 dan 11 April tahun ini, mereka secara tidak langsung sudah mengatakan bahwa pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (Pileg) sudah selesai. Dengan suasana hati yang lembut, komunitas pemudik ingin segera sampai di kampung halaman, berjumpa sanak keluarga, dan dengan ceria menyongsong Idul Fitri. Tumbuh semangat yang nyata untuk mengakhiri sekat-sekat akibat beda sikap dan pilihan politik saat Pilpres dan Pileg, Februari lalu.

Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Rabu (20/3), telah menetapkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres. Dua pasangan lain yang keberatan terhadap putusan KPU itu sudah menggugat, dan gugatan itu sedang berproses di Mahkamah Konstitusi (MK). KPU juga telah menetapkan Hasil Pileg 2024. Siapa saja yang keberatan akan hasil Pileg pun dapat mengajukan gugatan ke MK.

Sesuai perkiraan sebelumnya, tidak semua komunitas puas atau mau menerima hasil Pemilu 2024 apa adanya. Kecenderungan seperti itu wajar saja. Sebagaimana terlihat di ruang publik dan juga menyimak berbagai pernyataan sejumlah kelompok masyarakat, ada kekecewaan pun kemarahan. Patut disyukuri, karena penyikapan atau keberatan atas hasil Pemilu 2024 itu diaktualisasikan sesuai koridor hukum yang berlaku, sehingga ketertiban umum tidak terganggu.

Baca juga : Sambut Ramadan dan Idul Fitri 2024, PHE Pastikan Operasional Terus Berjalan

Memang, stabilitas nasional dan ketertiban umum haruslah diutamakan agar semua komunitas dapat menjalankan ragam aktivitas produktif sebagaimana biasanya. Pilpres dan Pileg secara langsung bukan agenda atau sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia, termasuk dalam menyikap hasil Pemilu itu sendiri. Sejak awal dekade 2000-an, masyarakat sudah berulangkali melihat dinamika penyikapan terhadap hasil Pemilu. Dan, fakta membuktikan bahwa pada akhirnya segala sesuatunya akan berjalan baik-baik saja.

Khusus Pemilu 2024 ini, akhir dari rangkaian prosesnya berdekatan dengan bulan suci Ramadhan, bulan penuh rahmat. Penghayatan sepenuh hati semua komunitas terhadap hakekat makna bulan suci Ramadhan mendorong setiap orang untuk fokus pada olah rohani. Kehendak dan niat tulus setiap pribadi untuk instrospeksi di sepanjang bulan Suci Ramadhan akan memunculkan kesadaran untuk menerima dan menyerap yang baik dan benar, serta mengakhiri segala sesuatu yang salah. Kesadaran yang demikian mendorong setiap orang dengan lapang dada memaafkan atau mengampuni sesama, dan sebaliknya memohon maaf kepada pihak lain untuk salah yang disengaja maupun tidak disengaja.

Hati lembut yang melahirkan niat tulus untuk saling memaafkan dan mengampuni akan menjadi kekuatan besar yang mampu mengakhiri disharmoni antar-komunitas, dan juga mengakhiri sekat-sekat karena beda pilihan politik. Dari titik itulah kehidupan bersama memulai lembaran baru dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Fakta tentang begitu banyak komunitas terlibat dalam rivalitas sengit selama persiapan hingga hari pelaksanaan Pemilu 2024 tak perlu ditutup-tutupi. Adalah fakta juga bahwa rivalitas itu masih menyisakan persoalan hingga saat ini. Namun, sisa-sisa persoalan Pemilu itu hendaknya tidak membuat masyarakat ragu atau cemas.

Baca juga : Bank Mega Syariah Andalkan Fitur Tabungan Haji Secara Online

Sebab, fakta historis sudah memberi bukti dan pelajaran bahwa rivalitas itu pada akhirnya bisa diselesaikan dengan baik dan benar. Hal itu bisa terwujud karena semua komunitas anak bangsa akan kembali pada pijakan tradisi luhur kebangsaan Indonesia, yakni bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan kebangsaan.

Berkah Idul Fitri 1445 Hijriah pasti menyulut sentimen positif pada nurani semua komunitas untuk segera memulihkan silaturahmi di antara sesama anak bangsa. Dan, penyerapan sentimen positif itu sudah diperlihatkan dengan sangat Jelas oleh komunitas pemudik yang sedang melakukan perjalanan untuk berlebaran. Tepat di hari yang Fitri nanti, para pemudik akan menyegarkan kembali ikatan silaturahmi dengan kerabat dan tetangga di kampung halaman masing-masing.

Masyarakat selalu menjadikan berkah Idul Fitri sebagai momentum dan pijakan untuk memulihkan harmonisasi kehidupan bersama. Maka, dengan bijaksana dan penuh keberanian, marilah memulai lembaran baru dengan penuh pengharapan.

Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Baca juga : Mencari Jalan Baru untuk Lindungi Penerimaan Negara

Bambang Soesatyo
Ketua MPR/Dosen Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Universitas Pertahanan (UNHAN) dan Universitas Borobudur.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.