RM.id Rakyat Merdeka - Kelompok Tani Setaria, mitra binaan Pertamina Sangasanga Field sukses membuat alat Destilasi Asap Sekam Bakar (DAMKAR). Alat ini bisa menghasilkan bahan untuk campuran pupuk organik dan campuran pupuk cair organik.
Kelompok Tani Setaria merupakan mitra binaan dari PT Pertamina EP Sangasanga Field atau Subholding Upstream Pertamina (SHU) Regional 3 Zona 9 Sangasanga Field.
Ketua Kelompok Setaria Sutrimo menyatakan, pihaknya bisa membuat DAMKAR berkat bantuan dana CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina EP Sangasanga Field.
Inovasi DAMKAR muncul pada 2020 saat pandemi.
Untuk menghasilkan bahan campuran pupuk organik dan pupuk cair organik, Sutrimo membeli sekam atau sisa bekas padi dari petani.
Sekam dimasukan ke DAMKAR kemudian dilakukan proses pembakaran dan destilasi asap. Setelah melalui proses pembakaran, akan menghasilkan sekam bakar untuk menjadi campuran pupuk organik.
Sementara asap cair menjadi campuran pupuk cair organik. Pupuk organik ini selain untuk kepentingan kelompok tani juga dijual ke konsumen.
Satu kantong pupuk organik dijual seharga Rp 15 ribu. Sementara pupuk cair dalam jerigen kecil 2 kilogram dihargai Rp 7 ribu.
Baca juga : Joss! Rumput Laut Binaan Pertamina Field Tambun Kebanjiran Order Dari India Dan Jepang
“Pupuk yang dikonsumsi kelompok tani akan dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian terpadu,” kata Sutrimo.
Sutrimo mendesain sendiri model DAMKAR. Pembuatan DAMKAR juga mendapatkan masukan dari manajemen Pertamina Sangasanga Field agar alat tersebut bisa menekan pencemaran udara dan meminimalisir resiko kebakaran.
“Pembuatan alat DAMKAR ini sekitar Rp 18 juta, ini berkat bantuan Pertamina,” imbuhnya.
Kembangkan Sereh Wangi
Selain DAMKAR, Kelompok Setaria juga mengembangkan minyak aromaterapi Sereh Wangi.
Sutrimo menyebutkan, bahan sereh wangi berasal dari tanaman yang ditanam di areal bekas lahan tambang batubara di Sangasanga.
“Awalnya, kami juga mengajukan proposal untuk meminta bibit tanaman sereh ke salah satu perusahaan batubara di sini. Alhamdulillah proposal itu disetujui,” katanya.
Sutrimo bersyukur produk olahan minyak aromateraphy sereh wangi buatan Kelompok Setaria mendapat respons positif. Banyak pesanan datang dari konsumen, termasuk dari petani.
Baca juga : Berkat Pertamina Hulu Mahakam, Pemuda Asal Senipah Kaltim Ini Kepincut Jadi Petani
“Alhamdulillah, berkat inovasi TANTE SISKA yang didukung Pertamina Field Sangasanga dengan pengembangan berbagai produk, pendapatan kami meningkat,” katanya.
Program TANTE SISKA dapat direplikasikan kepada masyarakat. Di level kecamatan Sangasanga, ada 5 kelompok yang menerima replikasi pengetahuan dari Kelompok Setaria.
Lokasi pengembangan program Tani Terpadu Sistem Inovasi Sosial Kelompok Setaria (TANTE SISKA) ini berada di Kelurahan Sarijaya, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Berharap Didatangin Jokowi
Sutrimo menegaskan, sejumlah inovasi yang dilakukan petani kelompoknya memiliki manfaat untuk mengurangi emisi CO2 di Kalimantan Timur.
Di mana diperkirakan oleh kajian LPPM CARE IPB (Institut Pertanian Bogor) dari sejumlah inovasi tersebut dapat kurangi emisi hingga 7,76 ton CO²eq per tahun.
"Jadi kami dalam menyambut Ibu Kota Negara baru, pertanian di sekitar harus organik dan kurangi emisi. Dan ini sesuai visi Presiden Jokowi di G20 kemarin. Kami juga punya cita-cita Pak Jokowi dapat ke sini lihat pertanian kami dan beli sapi di kelompok tani kami," ujar Sutrimo.
Ingin Jadi Pusat Agro Wisata
Senior Manager Pertamina Zona 9 Field Sangasanga Gondo Irawan menambahkan, adanya alat DAMKAR ini menjadi pembeda bagi kelompok setaria dengan kelompok-kelompok pertanian lain yang ada di Sangasanga, bahkan di Kalimantan Timur.
Baca juga : Jalankan Arahan Presiden, Pertamina Genjot Proyek Dan Investasi EBT
“Meskipun saat ini kelompok Setaria dapat dikatakan sebagai salah satu kelompok tani yang maju, Sutrimo sebagai ketua kelompok setaria selalu berprinsip bahwa berkembang sendiri tidak memiliki arti apa-apa apabila tidak dapat berguna bagi lingkungan sekitar,” katanya.
Gondo menegaskan, semua program inovasi dibicarakan bersama antara Pertamina dan kelompok. Termasuk program pembuatan kemasan pupuk, pengembangan inovasi DAMKAR, penanaman sereh wangi dan pembangunan rumah pembibitan.
Gondo juga menargetkan, pada tahun 2023, lahan garapan kelompok Petani Setaria bisa menjadi pusat agro wisata. Sehingga semua orang yang tertarik dengan inovasi di sektor pertanian dan peternakan bisa belajar di sini.
Selain membantu mewujudkan inovasi pertanian, Pertamina Sangasanga Field juga memikirkan konsep keberlanjutan dan regenerasi dalam pengelolaan lahan pertanian dan peternakan di kelompok petani Setaria.
Untuk itu, Sutrimo melibatkan 3 orang ibu-ibu, dan 4 orang dari kalangan millenial untuk bergabung di Kelompok Petani Setaria.
Sutrimo juga sudah mengkader anak muda setempat untuk menjadi local hero penerus seperti M Hasan.
"Ini juga tahun ke 3 bagi Pertamina Sangasanga sebagai kandidat Propper Emas. Harapannya, kami bisa membawa propper emas ke Field Sangasanga," pungkas Gondo. [FAZ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.