Dark/Light Mode

Berkat Pertamina Hulu Mahakam, Pemuda Asal Senipah Kaltim Ini Kepincut Jadi Petani

Sabtu, 4 Desember 2021 05:10 WIB
Penggunaan drone di areal pertanian Pertakultur di Kecamatan Samboja. Kegiatan ini untuk memantau kesuburan dan sekaligus mengidentifikasi titik-titik lahan yang rawan kebakaran. (Dok : PHM)
Penggunaan drone di areal pertanian Pertakultur di Kecamatan Samboja. Kegiatan ini untuk memantau kesuburan dan sekaligus mengidentifikasi titik-titik lahan yang rawan kebakaran. (Dok : PHM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjadi petani tampaknya bukan lagi profesi yang menarik bagi banyak pemuda masa kini, tapi bagi Shaqil Effendi (23 tahun) pandangan seperti itu sudah berlalu. 

Pemuda kelahiran Senipah, Kalimantan Timur, ini semula tidak pernah berpikir bakal menjadi petani. Meski lahir di tengah keluarga transmigran yang umumnya petani, dia lebih suka bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta.

Namun kini, Shaqil terpanggil menjadi petani, karena dia melihat tidak ada regenerasi petani di desanya. 

Faktor lain yang mendorongnya untuk bertani adalah pengenalan konsep pemanfaatan teknologi untuk pengembangan pertanian yang ditawarkan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yakni program Petani Maju 4.0

Hal itulah yang membuat Shaqil bersama 26 pemuda dari desanya, kini bergiat di bidang pertanian. Kampung Kamal hanya berjarak 2 kilometer dari salah satu fasilitas produksi di Wilayah Kerja (WK) Mahakam: Bekapi-Senipah-Peciko-South Mahakam (BSP), yang dioperasikan PHM. 

PHM adalah anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia yang juga Subholding Upstream Pertamina Regional Kalimantan.

Head of Communication, Relations & CID PHM Frans Alexander A Hukom mengungkapkan, Kampung Kamal sejatinya potensial untuk dijadikan area pertanian, karena di sana terhampar 41 hektar lahan tidur. Hanya saja, budaya bertani sudah ditinggalkan dan ilmu bercocok tanam sudah dilupakan. 

Pengelolaan pertanian secara instan juga telah membuka potensi kerusakan lingkungan serta ancaman kebakaran lahan bila tidak dikelola dengan baik.

PHM pun akhirnya menginisiasi Program Petani Maju 4.0 sejak tahun 2018 karena perusahaan telah mengidentifikasi berbagai persoalan terkait pengelolaan lahan tersebut.

Baca juga : Kata Pandu Riono, Nggak Ada Sejarahnya, Virus Jadi Pemenang

Program ini dimulai dengan membuat pemetaan sosial dan identifikasi wilayah, dilanjutkan dengan mendorong pembentukan kelompok tani, dan saat ini program tersebut sudah bergulir.

"Fokus program saat ini ada pada tahapan penguatan dan pengembangan. Dimana PHM aktif memberikan pelatihan dan pendampingan kader pemuda dan wanita tani," kata Frans.  

H Asnawi, petani senior di Kelurahan Handi Baru Darat (6 dari kanan) dan Shaqil Effendi (4 dari kanan), bersama para petani binaan PHM. 

Pihaknya berharap, pada tahun 2022, program Petani Maju 4.0 dapat menjadi rujukan dan wilayah percontohan agrowisata ramah lingkungan di wilayah Kutai Kartanegara. 

Dijelaskan, teknik yang diperkenalkan pada program ini adalah pertanian pertakultur yang ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keberlanjutan.

Yuliantoro membuat inovasi keren, yaitu biotasukei sebagai ajang untuk pertanian pertakultur. 

Teknik pertanian ini salah satunya menerapkan pemanfaatan bahan dan alat pertanian yang diproduksi sendiri oleh kelompok tani.

Saat ini, PHM membina 2 kelompok tani yang menguasai pengetahuan bertani dengan teknik pertakultur. Contohnya: limbah pertanian dan peternakan diolah menjadi pupuk organik.

Dan secara mandiri telah mampu memproduksi pupuk organik cair (PCO) hingga 500 liter per bulan.  PCO ini juga digunakan untuk pemupukan dalam proses penyemaian tumbuhan langka di greenhouse BSP untuk mendukung program keanekaragaman hayati. 

Kelompok petani binaan ini juga dilatih memproduksi media tanam secara mandiri, yang kini mencapai 300 kilogram per bulan. 

“Dari kedua material pendukung tersebut, kelompok tani saat ini bisa mendapatkan tambahan penghasilan hingga Rp 9,6 juta per tahun,” ungkap Frans.

Baca juga : Lawan Perubahan Iklim, Partai Gelora Tanam 10 Juta Pohon

Kelompok petani di Kampung Kamal kini juga memasok kebutuhan sayur mayur dan buah buahan yang mereka hasilkan.

Pertanian Pertakultur pada Petani 4.0 yang dikembangkan PHM pada mitra binaannya di Kecamatan Samboja. 

Hasil pertanian ini mereka pasok untuk catering PHM melalui kontraktor perusahaan jasa katering yang melayani PHM di fasilitas BSP. 

Pengiriman perdana produk pertanian itu berlangsung pada 5 Agustus 2020. Dengan demikian kelompok tani kampung Kamal juga ikut mendukung kegiatan operasi perusahaan melalui pasokan buah-buahan dan sayuran seperti; pepaya, nanas, tomat, timun, terong dan lain lain. 

"Terlebih lagi dimasa pandemi ini pasokan sayur dan buah-buahan akan turut meningkatkan imunitas para pekerja dan mitra PHM untuk kelancaran produksi minyak dan gas di BSP khususnya," imbuh Frans.

Lurah Sanipah, Amir Lufni menyambut baik prakarsa PHM membina para pemuda di wilayahnya untuk menjadi petani dan sekaligus membukakan akses untuk pemasaran. 

“Dengan diizinkan menjadi salah satu pemasok kebutuhan bahan baku makanan bagi perusahaan, para petani mendapat alternatif pemasaran untuk meningkatkan penyerapan hasil panennya,” katanya. 

PHM menargetkan kelompok pemuda untuk implementasi program ini, karena merekalah yang diharapkan dapat meneruskan budaya bertani di Kampung Kamal. Apalagi kata dia, para pemuda itu sebagian besar tidak berminat menjadi petani. 

“Awalnya pemuda yang mau terlibat langsung bisa dihitung jari,” kata Amir.

Namun kini lanjut Amir, setelah program diluncurkan, jumlah pemuda yang bergabung sudah cukup banyak.

Baca juga : Milad Muhammadiyah, Haedar Optimis Indonesia Bangkit Hadapi Pandemi

Di antara mereka ada yang terlibat langsung dalam kegiatan pertanian dan peternakan. Ada juga yang aktif dalam pemasaran produk. 

Aplikasi Tanam Digital

Teknologi lain yang diperkenalkan adalah pemanfaatan aplikasi Tanam Digital. Aplikasi ini menjadi sarana pemasaran daring serta akses informasi produk pertanian dan peternakan. 

Saat ini para pemuda tersebut menjadi operator aplikasi, guna menghadirkan investor dari luar Kampung Kamal. Hal menarik lainnya, kepada mereka diperkenalkan penggunaan drone untuk kegiatan patroli hijau. 

”Kini mereka mampu mengolah data untuk memantau kesuburan dan sekaligus mengidentifikasi titik-titik lahan yang rawan kebakaran,” ujar Frans. 

Frans menegaskan, Program Petani Maju 4.0 merupakan salah satu upaya PHM sebagai operator di WK Mahakam untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat disekitar wilayah operasi, melalui sistem pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.