BREAKING NEWS
 

Rayakan HUT Ke-76

BNI Semakin Lincah Garap Pasar Global

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : FIRSTY HESTYARINI
Rabu, 6 Juli 2022 07:30 WIB
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI Royke Tumilaar (kedua kiri), bersama Wakil Direktur Utama Adi Sulistyowati (kiri) dan Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies (kanan) meninjau produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Binaan BNI pada Bazaar Spesial HUT BNIdengan Tema “Jelajah UMKM Nusantara (JUARA),” di Jakarta, kemarin. (Foto: HUMAS BNI).

RM.id  Rakyat Merdeka - Rayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkuat komitmennya, sebagai bank global asal Indonesia. Bank pelat merah itu memastikan akan terus berkelana mengembangkan bisnis ke banyak negara.

Kehadiran BNI ke depan diharapkan semakin mendukung Indonesia, dalam menggarap pasar luar negeri sehingga memiliki impact besar kepada ekonomi nasional. Harapan ini disampaikan Pengamat Perbankan Paul Sutaryono.

Dia melihat, secara keseluruhan kinerja BNI terus membaik. Sehingga tak berlebihan jika bank berlogo 46 ini diberi mandat sebagai bank pelat merah yang go global. Ini mengingat BNI sudah sejak lama menggarap segmen perdagangan internasional (trade finance).

Baca juga : HUT Ke-76, BNI Perkuat Eksistensi Jadi Bank Bisnis Global

“Ke depan, BNI pasti akan makin agresif menambah cabangnya di luar negeri, sebagai sayap bisnis internasional,” ujar Paul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kendati begitu, Paul mengingatkan tantangan ke depan akan lebih berat. Lantaran bakal mun­cul stagflasi yang ditandai melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi.

“Hal itu antara lain disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan AS atau The Fed Fund Rate, yang terakhir naik 75 basis poin (bps) atau 0,75 persen sehingga menjadi kisaran 1,50 sampai 1,75 persen,” ujarnya.

Baca juga : Meriahkan HUT Ke-76 Bhayangkara, KBPP Polri Gelar Berbagai Kegiatan Di GBK

Meski kini suku bunga acuan BI tetap 3,5 persen, tetapi diprediksinya akan naik pada kuartal II-2022 ini. Artinya, jika suku bunga acuan BI naik, maka kemungkinan suku bunga kredit akan terkerek naik. Padahal, permintaan kredit dari sektor riil belum pulih sepenuhnya. Meskipun kini kredit perbankan tumbuh sekitar 6 persen per Maret 2022.

“BNI sebagai bank Pemerintah, mau tidak mau harus menjadi trendsetter supaya tidak menaikkan suku bunga kredit, yang didahului dengan kenaikan suku bunga deposito terlalu cepat,” ungkap Paul.

Tantangan lainnya, paparnya, digital perbankan. Semua bank Pemerintah tengah gencar membentuk bank digital, agar bisa bersaing dengan platform digital. Diketahui, BNI juga baru saja mengakuisisi Bank Mayora yang akan dijadikan bank digital. Ia mengingatkan, bank digital bukan tanpa potensi risiko teknologi. Hal itulah yang harus mampu dibendung, terutama dari risiko kejahatan dunia maya atau cyber crime, yang makin canggih.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense