BREAKING NEWS
 

Top, Laba Bersih BNI Melesat 76,8 Persen Capai Rp 13,7 T

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : SRI NURGANINGSIH
Senin, 24 Oktober 2022 18:19 WIB
Foto: Dok. BNI

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mempertahankan kinerja yang solid di kuartal III-2022, meski tantangan ekonomi global ke depan makin berat. Terbukti, laba bersih BNI tumbuh 76,8 persen yoy atau mencapai Rp 13,7 triliun.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pertumbuhan laba yang sehat ini tetap dapat dicapai meskipun perseroan menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif. Pertumbuhan kredit mencapai 9,1 persen yoy menjadi Rp 622,61 triliun dengan fokus pada segmen berisiko rendah, debitur Top Tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah.

Baca juga : Transformasi Mulus, Laba BTN Melesat 59,87 Persen

"Diharapkan, eksposur kredit berkualitas tinggi ini berdampak pada perbaikan kualitas kredit dalam jangka panjang," ujar Royke dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III-2022 secara virtual, Senin (24/10).

Tak hanya itu, sebagai penopang pertumbuhan kredit, BNI mengandalkan pendanaan terutama dari Current Account Savings Account (CASA) yakni tabungan dan giro. Rasio CASA BNI mencapai 70,9 persen dari total dana pihak ketiga (DPK).

Baca juga : Terdongkrak 123,7 Persen, Laba Bersih PermataBank Capai Rp 1,4 T

Angka ini merupakan pencapaian yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini. Dengan performa tersebut, Net Interest Income BNI tumbuh 5,2 persen menjadi Rp 30,2 triliun. Non-Interest Income juga tumbuh baik mencapai 7,8 persen menjadi Rp 11 triliun, yang didorong oleh transaksi digital dan fee dari bisnis sindikasi, sehingga BNI mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) sebesar Rp 25,8 triliun atau meningkat 9,7 persen.

“Kami sangat bersyukur sampai dengan kuartal ketiga 2022 ini, kami dapat konsisten membukukan kinerja yang solid di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik,” ucap Royke.

Baca juga : Melesat 254 Persen, Laba KAI Semester I Tembus Rp 750 M

Menurutnya, kondisi eksternal di kuartal tiga ini tergolong menantang dipicu oleh eskalasi tensi geopolitik sehingga menciptakan sejumlah risiko baru di tengah efek Pandemi Covid-19 mulai mereda. Ketegangan geopolitik telah mengganggu rantai pasok sehingga menyebabkan lonjakan harga komoditas energi dan pangan global.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense