Sebelumnya
Pak Margiono sebenarnya kurang suka dengan istilah “tangan dingin”. Karena, menurutnya, istilah itu “tidak ada”. Yang ada, katanya: kreatifitas, kerja keras, fokus serta berani bertindak.
Prinsip itu tercermin dari media yang dipimpinnya. Dia selalu “menemukan” yang baru. Bukan mengikuti trend yang sudah tercipta. Salah satunya: penjudulan, yang seringkali tidak “mainstream”. Ilustrasinya, juga kerap “nakal” dan “menggigit”.
Mengenai ilustrasi ini, bahkan pernah mewarnai panasnya hubungan Indonesia dan Australia. Peristiwa itu berawal dari sebuah berita di Australia yang menyudutkan Indonesia.
Baca juga : Selangkah Lagi, Rossi Dan Ducati Berjodoh
Menyikapi berita itu, Rakyat Merdeka kemudian menurunkan ilustrasi yang sangat menyentil Australia di halaman depan. Media Australia kemudian membalasnya. Juga lewat ilustrasi.
“Kita harus menunjukkan nasionalisme kita,” kata Pak Margiono penuh semangat sembari memberi arahan kepada ilustrator.
Semangatnya memang tak pernah padam. Ada saja jalan keluar yang ditemukannya, walau dalam kondisi buntu. Seorang kerabatnya mengakui bahwa nama Margiono memiliki arti (selalu) ada jalan. Tampaknya, itu sesuai dengan kiprahnya: selalu menemukan jalan.
Baca juga : Pengamat: Serangan PSI Dongkrak Elektabilitas Anies
Kemarin, di suatu pagi yang cerah, pukul 09.02 WIB, Pak Margiono melintasi jalan “baru”, jalan hasil karya Sang Maha Pencipta. Jalan keabadian. Beliau berpulang dengan tenang.
Selamat jalan guru, bapak, sahabat, dan banyak lagi “gelar” yang layak disematkan.
Kami selalu mengenangmu. [SUP]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.