BREAKING NEWS
 

A.S Hikam Dukung Gerakan Rektor Serukan Pemilu Antimanipulatif

Reporter & Editor :
FAQIH MUBAROK
Selasa, 20 September 2022 10:40 WIB
Pengamat politik yang juga akademisi President University Muhammad A.S Hikam. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak 30 rektor dan pimpinan perguruan tinggi di Yogyakarta menyampaikan seruan moral tentang Pemilihan Umum 2024 dan demokrasi di Balairung, Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (17/9).

Pengamat politik yang juga akademisi President University Muhammad A.S Hikam mendukung gerakan para rektor ini. Ini artinya, ada yang kurang beres di alam demokrasi Indonesia menjelang Pemilu 2024.

Hikam menyoroti bagian penting poin-poin dari seruan para rektor. Ini amat relevan dengan kondisi kekinian. Yakni tren munculnya gagasan dan kampanye perpanjangan masa jabatan presiden, disusul dengan gagasan mantan presiden yang telah menjabat dua kali boleh menjadi Wapres.

"Poin yang amat menarik adalah jangan sampai menggunakan kebebasan demokrasi secara manipulatif. Ini artinya mempermainkan aturan konstitusi semau gue dengan dalih legal formal dan manipulatif," kata Hikam kepada RM.id dikutip Selasa (20/9).

Kemudian poin seruan mengajak komponen civitas akademika, masyarakat sipil, dan media massa untuk mengedukasi publik dalam rangka meningkatkan literasi demokrasi dan kebangsaan.

Ini memang harus digencarkan supaya jangan terjadi akal-akalan dan manipulasi oleh sekelompok orang atau politisi dan elit penguasa terhadap konstitusi.

Baca juga : 30 Rektor Serukan Pemilu Berkualitas Dan Demokrasi Antimanipulatif

"Padahal jelas konstitusi membatasi jabatan term jabatan presiden dan wapres sesuai dengan etika dan keadaban demokrasi," tekannya.

Selain itu, seruan penting lainnya yakni agar demokrasi tidak dimonopoli oleh segelintir elit kelompok oligarki yang mengabaikan kepentingan publik. Seruan ini menjadi cambuk bagi partai politik untuk memunculkan tokoh yang alternatif yang kredibel, kompeten, dan yang dibutuhkan bangsa.

"Ini sudah sering diingatkan banyak pihak. Seruan ini memperkuat peringatan bahaya kekuatan oligarki yang meang nyata telah menghegemoni negeri ini dan membuat setback demokrasi kita," pungkas Menteri Ristek era Presiden Gus Dur ini.

Seruan moral yang diberi judul Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat itu dibubuhi tanda tangan seluruh rektor yang hadir baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta. Yang bertugas membacakannya adalah oleh Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia.

Adsense

Sebelum seruan moral disampaikan, para rektor memanjatkan doa untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa, yang dipimpin oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. phil. Al Makin. Mengawali seruan moral ini, Prof. Ova Emilia menyampaikan, bangsa Indonesia harus bersyukur atas banyak perkembangan baik yang telah diraih di usia Indonesia yang ke-77.

Meski tidak menutup mata bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan. Semuanya merupakan hasil kerja kolektif para pendiri bangsa, pemimpin, dan rakyatnya.

Baca juga : Kolaborasi B20-L20 Indonesia Dukung Pemulihan Sektor Ketenagakerjaan Global

Perhatian utama para rektor yang sebagian besar adalah guru besar dari berbagai kampus ini adalah pada agenda konstitusional bangsa yang akan dihadapi pada tahun 2024, yaitu Pemilu.

Pemilu di mata para pimpinan perguruan tinggi ini merupakan aktualisasi nilai, perjuangan kebangsaan, dan pembangunan konsensus demokrasi yang mulia.

"Jika Pemilu berlangsung dengan baik dan berkualitas, maka Indonesia akan menjadi contoh negara besar yang mampu berdemokrasi secara dewasa," ungkap Prof. Ova membacakan seruan moral di depan para rektor dan civitas akademika.

Seruan moral ini berisi 10 poin yang menjadi perhatian para rektor. Sebelum menelurkan 10 poin ini, mereka sudah melakukan fokus diskusi dan kajian terbatas di sejumlah kampus selama beberapa pekan terakhir.

Ke 10 poin seruan moral para akademisi ini antara lain mengajak seluruh kompenen bangsa menjadikan Pemilu sebagai media pendidikan politik untuk membangun moralitas bangsa. Kemudian, Para rektor juga menyerukan seluruh komponen bangsa untuk menjamin Pemilu berjalan secara partisipatif bagi seluruh bangsa Indonesia.

"Sehingga Pemilu, pesta demokrasi ini, tidak dimonopoli oleh segelintir elit kelompok oligarki yang mengabaikan kepentingan publik," tegasnya.

Baca juga : ASYA Hadirkan Inovasi Hunian Premium Berkonsep Eco Living

Pada bagian lain dari seruan moral ini, para pimpinan perguruan tinggi di Yogyakarta mengajak seluruh komponen bangsa menghindari jebakan penyalahgunaan identitas dengan politisasi agama, etnis, dan ras, yang berpotensi menimbulkan konflik dan kekerasan tidak berkesudahan, yang merusak kerukunan dan persatuan bangsa. Selain itu, jangan sampai menggunakan kebebasan demokrasi secara manipulatif.

"Kami para rektor mendesak para elit politik, penguasa ekonomi, partai politik, dan penyelenggara Pemilu untuk memberikan keteladanan, berintegritas, dan bermartabat dalam berdemokrasi sesuai konstitusi," tegasnya.

Dari kalangan perguruan tinggi negeri, selain Rektor UGM hadir pula Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Rektor Universitas Pembangunan (UPN) Veteran. Dari kalangan perguruan tinggi swasta, hadir Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Rektor Universitas Sanata Dharma (USD), Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), dan universitas lainnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense