BREAKING NEWS
 

HNW Minta PSSI Banding Putusan FIFA Ke CAS

Reporter : AHMAD LATHIF ROSYIDI
Editor : FAQIH MUBAROK
Jumat, 31 Maret 2023 22:15 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengaku kecewa dengan sikap diskriminatif FIFA hingga tidak mencoret Israel sebagaimana inti penolakan publik, tetapi malah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Sekalipun memang sebab penolakan disebut oleh FIFA terkait “situasi kekinian”, hal yang bisa ditafsirkan sebagai termasuk situasi kekinian yang terkait Kanjuruhan.

Tetapi banyak pihak meyakini bahwa “situasi kekinian” itu juga terkait penolakan meluas terhadap akan hadirnya tim kesebelasan Israel yang oleh Indonesia disebut sebagai penjajah atas Palestina.

"Keputusan FIFA yang malah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah, sangat mengecewakan, termasuk bagi PKS dan pihak-pihak lain yang mengkritisi FIFA secara konstruktif. Ini sangat mengecewakan bagi pencinta Sepakbola di Indonesia. Keputusan FIFA yang terkesan terburu-buru itu tidak sesuai dengan prinsip tidak diskriminatif yang konon menjadi pegangan FIFA," kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangannya, Jumat (31/3).

Apalagi, lanjutnya, sebelumnya FIFA sudah menggugurkan pemeo jangan campur adukkan olahraga/sepakbola dengan politik. Karena FIFA (dan UEFA) sudah mencampuradukkan sepakbola dengan politik. Seperti fakta FIFA sudah melarang Rusia bertanding dalam kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022.

Baca juga : Jokowi Minta Erick Usahakan Indonesia Tak Kena Sanksi FIFA

"Bahkan untuk Final Euro 2022 UEFA mencoret kesebelasan perempuan Rusia dan menggantinya dengan Portugal, karena alasan politis invasi Rusia atas Ukraina," tuturnya.

Padahal, lanjutnya, Israel juga melakukan hal yang lebih parah terhadap Palestina dan sepakbola Palestina. Namun, bukannya Israel yang dicoret seperti Rusia, malah Indonesia yang ingin agar FIFA konsisten terhadap sikap tidak diskriminasinya, malah dicoret sebagai tuan rumah.

Padahal sebelumnya, FIFA juga bisa mengabulkan permintaan Qatar sebagai tuan rumah piala Dunia 2022. Mestinya FIFA juga bisa menghormati sikap Indonesia sebagaimana sebagiannya ditampilkan dalam berbagai aksi penolakan.

Sebab, sebelum FIFA menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah, lastinya FIFA tahu sikap Indonesia yg mensejarah menolak Israel berdasarkan Konstitusi dan aturan hukum. Demikian juga Israel sebelum mengikuti fase menuju final, mestinya tahu bahwa tuan rumah final nanti adalah Indonesia negeri yang punya sejarah panjang menolak penjajahan Israel.

Adsense

"Sehingga mestinya Israel sudah mengambil sikap yang tidak merugikan Indonesia dan dunia sepakbola Indonesia, dengan dicoretnya Indonesia dari penunjukan sebagai tuan rumah," tambahnya.

Baca juga : DKPP Akan Putus Pekan Ini

HNW sapaan akrabnya mengatakan, FIFA memang terkesan ingin mencari ‘aman’ dalam rilis resminya dengan tidak eksplisit menyebutkan alasan adanya penolakan Israel sebagai dasar pencabutan status tuan rumah Indonesia.

Di rilis tersebut, FIFA hanya menyebut adanya situasi yang terjadi saat ini. Frasa 'situasi yang terjadi saat ini memang multitafsir, bisa penolakan bisa juga Kanjuruhan atau yang lainnya. Tetapi justru terkesan bahwa FIFA ingin menghindar dari penyebutan fakta adanya penolakan yang meluas terhadap keikut sertaan tim penjajah Israel tersebut.

"Ini tentu melanggar Pasal 3 Statuta FIFA yang memuat asas non diskriminasi," tukasnya.

Karena selain terhadap Rusia, lanjut HNW, FIFA dahulu juga pernah mencopot keanggotaan Afrika Selatan karena politik apartheidnya. Padahal, sejumlah lembaga internasional yang kredibel, seperti Amnesty International, pada Februari 2022, juga sudah merilis sejumlah laporan bukti Israel sebagai negara apartheid.

HNW menyayangkan sikap diskriminatif dan tidak konsisten FIFA ini yang korbannya adalah Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Padahal, lanjut HNW, penolakan-penolakan terhadap Israel yang meluas di Indonesia itu justru bisa membantu FIFA untuk menegakkan Pasal 2 Statutanya sendiri.

Baca juga : KPU, Seriuslah Pakai Lawyer

Khususnya terkait komitmennya untuk menghormati hak asasi manusia dan berusaha mempromosikan perlindungan hak-hak tersebut.

Oleh karena itu, HNW berharap agar Pemerintah dan PSSI tidak begitu saja menyerah atas keputusan FIFA yang mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Apalagi sudah banyak latihan pemain dan dana yang dikeluarkan untuk mempersiapkan event tersebut.

Bila perlu Pemerintah atau PSSI membawa persoalan ini ke Court of Arbritation for Sport (CAS) untuk mendapatkan keadilan dan tegaknya sportivitas.

"Jiga agar Indonesia yang sudah jadi korban diskriminasi FIFA ini tidak malah diberi sanksi juga oleh FIFA," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense