RM.id Rakyat Merdeka - Lagi-lagi, muncul kehebohan akibat pembuatan meme di media sosial. Kali ini, yang menjadi korban adalah Ibu Iriana, Ibu Negara, istri Presiden Jokowi. Sedangkan yang membuat meme adalah Kharisma Jati, seorang komikus yang tinggal di Yogyakarta.
Kharisma Jati sudah meminta maaf. Meme yang diunggahnya di Twitter juga sudah dihapus sejak masalah ini mulai ramai. Tapi, langkah tersebut tidak membuat kasusnya berhenti. Berbagai kekecewaan, kritikan, bahkan hujatan seperti ribuan anak panah yang menghujam ke tubuh Kharisma Jati. Bahkan, polisi pun mulai menelisik masalah ini, meski belum menindak Kharisma Jati.
Baca juga : Politik Riang Gembira
Kasus meme ini bukanlah hal baru. Sudah berulang kali. Yang menjadi korban juga sudah banyak. Kasusnya ada yang sampai ke ranah hukum, ada yang dimaafkan, ada juga yang tidak dilanjutkan prosesnya.
Untuk Kharisma Jati, kita belum tahu ujungnya seperti apa. Dari pihak keluarga Jokowi, tampaknya tidak mau memusingkan hal ini. Buktinya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangareng, tak mau terlalu meladeni hal ini. Kata Kaesang, Ibu Iriana berpesan, agar bersabar. Namun, dari pihak para pendukung Jokowi, terlihat terus mendorong-dorong polisi untuk mengusut kasus ini.
Baca juga : Hati-hati Main Medsos
Apa pun ujungnya nanti kasus ini, yang menjadi pernyataan adalah, kenapa masyarakat kita, terutama di dunia maya, tidak pernah mengambil pelajaran dari kasus-kasus sebelumnya? Terlepas dari ada beberapa kasus dimaafkan dan tidak diproses hukum, masalah seperti ini sungguh begitu menyita energi bangsa. Energi-energi yang harus digunakan untuk berkarya dan membangun bagus, habis karena masalah ini.
Bukan itu saja, pelaku, secara pribadi juga rugi. Seperti yang dialami Kharisma Jati saat ini, gara-gara kasus itu muncul, para penggemar komiknya berkurang. Bahkan, beberapa akun di medsos menyerukan agar memboikot produk Kharisma Jati. Meskipun seandainya kasus ini tidak berlanjut ke ranah hukum, Kharisma Jati akan tetap menanggung kerugian secara ekonomi yang lumayan besar.
Baca juga : Lingkungan Butuh Perhatian Orang Kuat
Untuk itu, mulai sekarang, ayo kita belajar dari kasus-kasus yang sudah terjadi. Lebih berhati-hatilah dalam menggunakan jempol di media sosial. Kritis tentu saja boleh. Tapi, jangan karena merasa diri kritis, lalu kebablasan dalam mengekspresikan diri, sehingga menjurus ke penghinaan atau merendahkan martabat orang lain. â–
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.