Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Politik Riang Gembira

Jumat, 18 November 2022 06:37 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Momen Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) duduk dalam satu meja di gelaran G20 sungguh menyejukkan. Walaupun keduanya duduk agak berjauhan, tapi itu merupakan momen yang langka yang menunjukkan mereka mau duduk bersama demi Indonesia. Apalagi, saat dipotret, keduanya terlihat tersenyum.

Kondisi inilah yang memang harus dipertunjukkan ke publik. Sehingga, tontonan ini bisa menjadi tuntunan masyarakat dalam menjalin hubungan politik. Yaitu politik yang riang gembira. Boleh bersaing ketat, tapi hubungan harus tetap dijaga. Kesantunan, sebagai nilai-nilai budaya timur, harus tetap dipelihara.

Selama ini, hubungan Mega dan SBY dipersepsikan publik seperti Tom & Jerry. Tak pernah akur. Selalu ribut dan selalu bersaing. Persepsi ini muncul sebagai ekses dari persaingan Mega dan SBY yang begitu ketat, yang dimulai sejak 2004.

Baca juga : Hati-hati Main Medsos

Sejak saat itu, keduanya kerap saling serang di depan publik. Keduanya juga sangat sulit dipertemukan. Bahkan di momentum peringatan HUT RI di Istana atau di Sidang Tahunan Paripurna MPR, juga sulit. Jika SBY yang hadir, Mega tidak hadir. Saat Mega hadir, giliran SBY yang tidak datang.

Tapi, Presidensi G20 Indonesia di Bali sukses “mengubur” perselisihan keduanya. Mega dan SBY sama-sama hadir. Dan yang paling istimewa, keduanya mau duduk dalam satu meja yang sama. Kita berharap, “perdamaian” keduanya tidak hanya sementara. Tapi berlanjut dan semakin akrab.

Dalam menuju 2024, Mega dan SBY tentu punya jalan dan calon berbeda. Partai Demokrat sudah meneguhkan hati mendukung Anies Baswedan sebagai capres dan sambil mendorong Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulungnya SBY, menjadi cawapres. Sedangkan PDIP, kemungkinan besar akan mengusung calonnya sendiri, entah itu Ganjar Pranowo, Puan Maharani, atau bahkan Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga : Lingkungan Butuh Perhatian Orang Kuat

Namun, perbedaan calon ini diharapkan tidak menimbulkan gesekan yang membuat politik semakin panas. Mega dan SBY harus mampu membawa perdamaian dari meja G20 ke dalam kontestasi 2024.

Untuk pejabat teras atau elite di PDIP dan Demokrat juga harus bisa mencontoh perdamaian yang terjadi antara Mega dan SBY. Jangan ngegas dan saling serang terus. Silakan mereka berbeda pendapat, tapi tidak perlu dengan saling menjelekkan.

Sejatinya, rakyat kita sudah lelah dengan politik saling menjelekkan. Rakyat sudah jengah ke pihak-pihak yang sukanya menghardik dan menyerang. Maka dari itu, mulai ubahkan gaya politik. Berpolitiklah dengan santun dan riang gembira. Agar rakyat juga merasakan ketenangan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.