Pemerintah Pelototi Tata Kelola Industri Asuransi

 Sebelumnya 
Untuk itu, Pantro menekankan, pentingnya memperkuat pengelolaan risiko di level ERM (Enterprise Risk Management). Terutama yang didukung dengan talenta dan kapabilitas manajemen risiko yang berstandar internasional.

“Selain itu, perlu juga adanya standarisasi pengelolaan risiko yang sesuai dengan best practice,” ucap Pantro dalam Workshop Manajemen Risiko Klaster BUMN Asuransi dan Dana Pensiun yang digelar, Selasa (15/3).

Sebagai informasi, ERM merupakan proses atau metodologi yang digunakan untuk mengelola risiko perusahaan secara enterprise. Metodologi ini memastikan perusahaan dijalankan pada tingkat risiko yang terukur. Dan dapat diterima untuk mendukung pengembangan perusahaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pantro menyebut salah satu risiko yang perlu diwaspadai adalah upaya perusahaan dalam mengelola aset investasi, yang ditekan pada capital preservation. Di mana strategi investasi disusun dalam memenuhi kewajiban dan kebutuhan cash flow. Khususnya untuk pembayaran klaim dan manfaat di masa sekarang dan masa mendatang.

Baca juga : KPK Dorong Penyelesaian Permasalahan Penggunaan Air Tanah Di Kawasan Industri Medan

Saat ini pihaknya tengah melakukan pendekatan investasi dengan strategi Liability Driven Investment (LDI). Yakni pola investasi berbasis Liabilities Asset Matching (LAM) untuk memastikan ketersediaan likuiditas.

“Syarat utama jalankan LDI adalah benar-benar mampu memetakan dari portofolio yang ada. Bagaimana profil liabilitas dan kebutuhan likuiditas, setelah itu baru masuk alokasi aset investasi,” jelas Pantro.

Dirinya yakin, penerapan LDI dengan manajemen yang prudent dan profesional, bakal mampu membuat perusahaan asuransi dan dana pensiun memberikan proteksi yang dijanjikan. Serta memenuhi kewajibannya kepada peserta.

Wakil Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG) Hexana Tri Sasongko mengatakan, proses manajemen risiko harus diimplementasikan, tidak bisa hanya sekedar didokumentasikan.

Baca juga : ASAR Humanity Ajak Masyarakat Bayar Fidyah untuk Santri Duafa

Langkah-langkah menerapkan ERM secara efektif adalah, dengan mengidentifikasi, menentukan model, dan analisa risiko.

“Serta mengevaluasi pengukuran risiko, mengelola mitigasi dan monitoring. Serta mengevaluasi kecukupan, dan kelayakan SDM (Sumber Daya Manusia),” katanya.

Terpisah, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Kementerian BUMN bersama BUMN yang tergabung dalam Tim Percepatan Penguatan BUMN Klaster Asuransi dan Dana Pensiun, berupaya memperkuat tata kelola keuangan dan investasi pada industri asuransi dan dana pensiun milik negara.

“Salah satunya melalui penerapan LDI. Hal ini dilakukan demi mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kedua industri tersebut,” ucap pria yang akrab disapa Tiko ini di Jakarta, Selasa (15/3).

Baca juga : Puan Minta Pemerintah Waspadai Lonjakan Kasus Omicron BA.2

Dengan penerapan LDI ini, Tiko yakin dapat menghasilkan return yang sehat dan optimal bagi perusahaan. Sehingga mampu memenuhi kewajiban di masa sekarang dan masa mendatang.

“Terpenuhinya kewajiban perusahaan asuransi dan dana pensiun, secara tidak langsung akan dapat mengembalikan kepercayaan terhadap industri asuransi dan dana pensiun, yang saat ini tengah dilanda sentimen negatif,” katanya.  [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.