Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka melemah 0,05 persen ke level Rp 14.996 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.990 per dolar AS.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura minus 0,01 persen, won Korea Selatan turun 0,15 persen, bath Thailand anjlok 0,20 persen, peso Filipina minus 0,08 persen, yuan China minus 0,17 persen, ringgit Malaysia minus 0,09 persen, dan rupee India turun 0,05 persen.
Baca juga : Kemarin Menguat, Pagi Ini Rupiah Loyo
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya melemah 0,06 persen ke posisi 106,85. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,34 persen ke level Rp 15.264, terhadap poundsterling Inggris minus 0,17 persen ke level Rp 17.932 dan terhadap dolar Australia juga melemah 0,15 persen ke level Rp 10.309.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat, pergerakan rupiah melemah karena imbas menjelang pertemuan The Fed minggu depan, pasar memperkirakan peluang 23,2 persen dari kenaikan suku bunga 100 basis poin, dengan ekspektasi pelonggaran kenaikan suku bunga jumbo.
Baca juga : Perdagangan RI Surplus, Rupiah Melesat
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli 2022. Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun para analis, pasar terbelah dua dengan sebagian menginginkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps
Fokus RDG BI Selain itu, terdapat yang menginginkan BI mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen. “Namun mempertahankan suku bunga acuan merupakan solusi BI bulan ini walaupun sebagian analis yang memperkirakan kenaikan BI repo rate, menjadikan stabilitas rupiah sebagai salah satu faktor tren kenaikan suku bunga acuan di tingkat global,” katanya di Jakarta, Kamis (21/7).
Baca juga : Jelang 2024, Persis Ingatkan Pemerintah Atasi Polarisasi Masyarakat
Sementara, neraca transaksi berjalan pada kuartal II-2022 diperkirakan tercatat surplus. Surplus neraca transaksi berjalan Indonesia sejak kuartal kedua 2021 ditopang oleh tren kenaikan harga komoditas, mengindikasikan bahwa kondisi keseimbangan eksternal tetap solid sehingga tetap akan mendukung stabilitas rupiah.
“Untuk perdagangan hari ini, rupiah memperkirakan mata uang berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp 14.970 sampai Rp 14.090 per dolar AS,” pungkasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya