Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Utilisasi Potensi EBT Kembangkan Desa Mandiri Energi dan Ramah Lingkungan

Rabu, 28 Desember 2022 12:58 WIB
Utilisasi Potensi EBT Kembangkan Desa Mandiri Energi dan Ramah Lingkungan. (Foto: Istimewa)
Utilisasi Potensi EBT Kembangkan Desa Mandiri Energi dan Ramah Lingkungan. (Foto: Istimewa)

Perubahan iklim dan pemanasan global saat ini menjadi isu utama yang sedang dihadapi. Penggunaan bahan bakar fosil tentu dapat mempercepat fenomena tersebut terjadi. Di Indonesia, saat ini sebagian besar masih menggunakan energi fosil dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, padahal sumber daya ini termasuk dalam kategori tidak terbarukan yang diprediksikan akan habis di kemudian hari.

Penyediaan energi masa depan merupakan hal yang sangat penting demi menunjang pembangunan nasional yang berkelanjutan. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan Indonesia apabila dihadapkan dengan keadaan yang dimana energi fosil masih menjadi pemasok utama sedangkan pengembangan sumber energi baru terbarukan (EBT) sebagai energi alternatif masih sangat minim digunakan.  

Demi mencukupi kebutuhan energi nasional, dilakukan berbagai alternatif salah satunya ialah pemanfaatan EBT seperti energi matahari, air, angin, panas bumi, dan bioenergi. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil sumber daya alam dan tidak heran jika Indonesia memiliki EBT yang cukup besar dengan total potensi EBT di Indonesia mencapai 417,8 gigawatt (GW) (KESDM, 2021). 

Potensi terbesar berasal dari energi surya atau matahari 207,8 GW yang diikuti pula dengan sumber energi lain berasal dari hidro (75 GW), bayu (60,6 GW), bioenergi (32,6 GW), panas bumi (23,9 GW), dan arus laut (17,9 GW). 

Meski potensinya yang sangat besar, akan tetapi saat ini hanya sekitar 12,6 persen dari total bauran energi nasional yang telah dimanfaatkan (EBTKE, 2022). Tentu angka tersebut masih sangat jauh dari target capaian pemerintah Indonesia hingga 23 persen total bauran energi nasional berasal dari EBT pada tahun 2025. 

Meski demikian, bukan suatu hal yang mustahil untuk mencapai target bauran energi bersih 23 persen tersebut (EBTKE, 2022).

Di sisi lain, listrik saat ini dapat dikatakan sebagai kebutuhan utama masyarakat modern. Di tahun 2021 sendiri, Indonesia telah mencapai target elektrifikasi sebesar 99,28 persen bagi 270 juta lebih penduduknya dan rasio jumlah desa berlistrik mencapai 99,59 persen. 

Baca juga : Dukung Kesejahteraan Petani, Gobel Tanam Singkong Organik

Ada sekitar 542.124 rumah tangga dan 346 desa yang belum mendapat akses listrik. Tentu dalam pemenuhan target 100 persen elektrifikasi di Indonesia tidak akan mudah karena lokasi yang berada di daerah terpencil dan sulit diakses (KESDM, 2021). 

Kondisi tersebut tentu menjadikan fokus pada “elektrifikasi pedesaan” merupakan faktor penting lainnya dalam mendukung lingkungan kita, terutama dalam hal perubahan iklim dan pemanasan global.

 Untuk menjawab tantangan tersebut, pemanfaatan potensi EBT melalui pengembangan elektrifikasi pedesaan tentu dapat menjadi solusi dalam meminimalisir dampak perubahan iklim dan pemanasan global terutama di Indonesia dan memenuhi target 100 persen elektrifikasi di Indonesia.

 Sehubungan dengan itu, pemanfaatan potensi EBT yang besar di Indonesia juga dapat sejalan dan mendukung target pemerintah untuk mencapai 23 persen bauran energi baru terbarukan pada tahun 2025.

Elektrifikasi pedesaan bukan hanya dimaksudkan untuk penerangan dan keperluan rumah tangga, tetapi juga meliputi kebutuhan operasi pertanian, perkebunan, peternakan, dan operasi lainnya.

 Selain dapat memberikan akses energi listrik tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan sumber daya manusia pada desa terkait. Hal ini dikarenakan akses energi listrik akan memberikan pengaruh besar terhadap produktivitas, kesehatan, pendidikan, ketersediaan air bersih dan pelayanan komunikasi. 

Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan juga berasal dari pertumbuhan semua sektor, di antaranya pertumbuhan sektor infrastruktur yang merupakan syarat utama untuk pertumbuhan manufaktur dan jasa.

Baca juga : SIM Keliling Tangerang Kota 27 Desember, Hadir Di Pasar Modern Graha Raya Pinang

 Dengan bertumbuhnya sektor infrastruktur, tentu akan mendorong pertumbuhan di sektor energi yang merupakan salah satu persyaratan terpenting untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Selain itu, tentu sektor ini juga akan memberikan pengaruh besar terhadap mata pencaharian, pendapatan, dan prospek pembangunan sumber daya manusia pada desa terkait melalui pengetahuan cara energi dihasilkan, didistribusikan, dan dikonsumsi.

Pemanfaatan potensi EBT pada pedesaan untuk mendukung pembangunan sektor energi akan efisien dan tentu berkelanjutan. Misalnya seperti pemanfaatan energi surya dengan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dibangun pada suatu desa untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan yang tidak hanya sekedar penerangan melainkan dimanfaatkan untuk pompa air pada pakan ternak ataupun sektor pertanian, dll. 

Selain itu, pemanfaatan limbah domestik, pertanian, dan peternakan dapat diperuntukkan sebagai bioenergi ataupun bahan bakar nabati yang bisa digunakan sebagai kebutuhan untuk pemrosesan makanan (misalnya: memasak, produksi gula mentah, dll), dan dapat juga digunakan sebagai penerangan serta bahan bakar mesin motor atau kendaraan. 

Potensi EBT lain berupa energi air (PLTMH, PLTPh) juga dapat menghasilkan energi listrik yang tentunya ramah lingkungan dengan memanfaatkan aliran air sebagai pemutar turbin untuk menghasilkan listrik. 

Pada desa yang memiliki potensi energi bayu atau angin juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penghasil listrik melalui instalasi turbin angin. Pemanfaatan EBT sebagai penunjang elektrifikasi pedesaan tidak hanya memiliki dampak positif, akan tetapi juga memiliki beberapa dampak negatif.

Berbagai macam potensi sumber energi bersih atau EBT yang dapat dimanfaatkan sangat berpengaruh bagi mereka yang masih belum mendapatkan akses listrik. Hal ini dikarenakan, listrik dalam jumlah kecil saja dapat menghemat waktu dan tenaga yang mereka gunakan sebab aktivitas yang terbatas pada siang hari saja. 

Baca juga : Rilis Versi PC, CamScanner Rambah Lingkup Kerja

Misalnya seperti menambahkan sumur bertenaga listrik untuk air bersih dapat mencegah banyak penyakit yang terbawa air dengan mengurangi atau meniadakan kontak langsung antara manusia (tangan) dengan sumber air.

 Lemari es meningkatkan lamanya waktu penyimpanan makanan yang berpotensi mengurangi tingkat kelaparan, sementara akses pencahayaan dapat memperpanjang waktu siang hari sehingga memungkinkan lebih banyak waktu untuk produktivitas.

Bergantung pada sumbernya, elektrifikasi pedesaan juga dapat menimbulkan masalah sekaligus solusi. Di antara isu-isu utama yang harus dipertimbangkan dalam memenuhi elektrifikasi pedesaan ialah potensi konflik penggunaan lahan dan dampaknya terhadap lingkungan pedesaan. 

Berkenaan dengan penggunaan lahan, eksekutor perlu memastikan bahwa perencanaan telah disetujui atas pembangunan infrastruktur dan alokasi penggunaan lahan yang telah dilakukan. Juga, biaya ekonomi yang terkait dengan penyediaan listrik di daerah pedesaan juga akan menjadi salah satu perhatian utama.

Pemanfaatan potensi EBT sebagai pengembangan elektrifikasi pedesaan tentu akan memberikan dampak besar bagi desa yang masih belum memiliki akses listrik karena dapat meningkatkan produktivitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi pada desa terkait.

 Selain itu, hal ini juga sejalan dengan rencana percepatan pemerintah mengenai pemanfaatan EBT untuk mencapai target 23 persen bauran energi nasional pada tahun 2025. Dan untuk memenuhi kebutuhan elektrifikasi hingga 100 persen di Indonesia.

 Di samping itu, pertimbangan mengenai alokasi perencanaan infrastruktur pembangkit listrik dan biaya ekonomi juga akan menjadi perhatian utama dalam mewujudkan elektrifikasi pedesaan yang berkelanjutan dan tentunya ramah lingkungan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.