Dark/Light Mode

Nggak Pake Politik Mea-Mea

Dukung Kesejahteraan Petani, Gobel Tanam Singkong Organik

Selasa, 27 Desember 2022 08:25 WIB
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (tengah), saat uji coba penanaman singkong organik di lahan seluas 2 hektare di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (tengah), saat uji coba penanaman singkong organik di lahan seluas 2 hektare di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua DPR Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel dari daerah pemilihan Gorontalo, melakukan uji coba penanaman singkong organik di lahan seluas 2 hektare di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.

Jenis singkong yang ditanam adalah varietas Cimanggu dan Casesa.

“Jika uji coba di demplot ini berhasil, akan dikembangkan di lahan seluas 5 ribu hektare,” kata Gobel, Senin (26/12).

 

 

Penanaman perdana ini dilakukan Gobel, bersama Pejabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer, perwakilan Korem 133/Nani Wartabone, perwakilan Polda Gorontalo, kepala dinas pertanian, anggota DPRD Gorontalo, anggota DPRD Kabupaten.

Selama ini, petani Gorontalo lebih suka menanam padi dan jagung. Tak tertarik mengembangkan pertanian singkong.

Tapi faktanya, pasar dunia sangat membutuhkan tepung singkong. Karena lebih murah dan lebih sehat daripada tepung gandum.

Selain itu, tepung singkong juga bisa digunakan untuk beragam keperluan. Tak cuma untuk pangan, tetapi juga untuk pembuatan kertas, tekstil, dan sebagainya.

Jenis makanan baru, yaitu boba, kini jadi tren global. Produk mie, kini juga mulai memanfaatkan tepung singkong sebagai bahan dasar.

Yang khas dari pertanian singkong yang dikembangkan Gobel adalah penggunaan pupuk organik.

Baca juga : Dukung Program Desa Sejahtera, Perhutani Salurkan Bantuan Di Bandung

“Dengan pupuk organik nonsubsidi, satu batang tanaman singkong bisa menghasilkan 30 hingga lebih dari 50 kilogram. Sementara pertanian biasa, hanya menghasilkan 10 hingga 15 kilogram per batang tanaman singkong. Jadi, hasilnya jauh lebih baik,” jelas Gobel.

Dua bulan lalu, Gobel juga melakukan uji coba penanaman padi dan jagung dengan pupuk organik di lahan demplot, yang luasnya masing-masing 2 hektare.

Pertumbuhannya, sangat bagus. Rumpunnya, jauh lebih rimbun. Warna daunnya, jauh lebih hijau gelap dibanding padi dan jagung yang menggunakan pupuk kimia.

“Tapi untuk kepastiannya, kita tunggu saat panen nanti,” kata Gobel.

Uji coba penanaman padi, jagung, dan singkong ini dikoordinir oleh Tim Kemandirian Pangan Rakyat Gorontalo (TKP RG), yang dipimpin Rustam Akili. Bekerja sama dengan para pakar dari Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Gorontalo, dan produsen pupuk Seruniandal Citramandiri dari Bandung, yang disupervisi Prof Tualar Simarmata dari Universitas Padjadjaran Bandung.

Jika uji coba ini berhasil, Gobel akan mengembangkan pertanian dengan pupuk organik di Gorontalo.

Selama ini, hasil pertanian padi Gorontalo hanya menghasilkan jenis beras medium. Sehingga, tak memenuhi kualifikasi Bulog.

Karena itu, beras premium di Gorontalo didatangkan dari daerah lain.

Sedangkan produksi jagung di Gorontalo, hanya berupa jagung untuk pakan ternak. Karena itu, akan ditanam juga jagung untuk pangan manusia.

Untuk singkong, akan dikembangkan dalam skala industri. Demi memenuhi kebutuhan ekspor.

"Mengapa saya melakukan ini semua? Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi angka kemiskinan di Gorontalo," beber Gobel.

Baca juga : Arema Fc Vs Persita, Menguji Kesaktian 19 Tahun Singo Edan

Menurutnya, pupuk organik ini menjanjikan produktivitas yang jauh lebih baik, ketimbang pupuk kimia. Dengan harga lebih murah.

"Harga pupuk kimia terus naik, akibat perang Rusia-Ukraina. Karena bahan bakunya impor dari Rusia dan Belarusia,” jelas Gobel.

Di hari yang sama, Gobel juga meresmikan pabrik penggilingan beras dan pengeringan gabah (Rice Mill Unit dan Vertical Dryer Unit) di Desa Pangadaa, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo.

Peresmian ini dihadiri Kepala Perwakilan BI Gorontalo Ronny Widijarto Purubaskoro.

Dua alat mesin itu merupakan sumbangan dari Bank Indonesia atas prakarsa dari Rachmat Gobel, untuk dikelola Koperasi Jaya Usaha Bersama yang dipimpin Roman Nasaru.

Dua mesin itu merupakan produk dalam negeri yang diproduksi Purabarutama dari Kudus, Jawa Tengah.

Kehadiran mesin pengering, merupakan hal yang sangat strategis dalam penanganan pasca panen. Supaya bisa menghasilkan beras premium, padi yang baru dipanen harus segera dikeringkan.

“Selama ini, caranya dijemur. Selain banyak yang tercecer, berasnya juga berisiko jadi kuning dan patah-patah, karena telat kering,” papar Gobel.

Alat pengering, tak hanya membikin kualitas beras jadi premium. Lebih dari itu, petani juga bisa menyimpan gabahnya lebih lama. Sehingga, bisa dijual saat harganya menguntungkan.

Di tempat yang sama, Gobel juga menyerahkan 49 traktor untuk petani di seluruh Gorontalo, yaitu 45 traktor roda dua dan 4 traktor roda empat.

Traktor ini merupakan sumbangan dari Kementerian Pertanian, atas aspirasi Rachmat Gobel.

Baca juga : DPRD Kota Bogor Siap Sahkan Raperda Sistem Pertanian Organik

Penyerahan traktor itu dilakukan oleh Koordinator Kelembagaan Alsintan Kementan, Erna Riyanti Wardhani.

Setelah itu, Gobel membagikan paket sembako sumbangan dari BRI Kabupaten Gorontalo di Desa Dulamayo, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo.

Selanjutnya, menggelar bakti sosial di Desa Kaliyoso, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo.

Pada kesempatan itu, Gobel melakukan pelayanan kesehatan, membagikan jaket untuk pengemudi bentor, menyerahkan selimut dan seprei, serta membagikan biskuit untuk anak balita dan ibu hamil/menyusui untuk mengatasi stunting.

Tak Ada Mea-mea

Gobel menegaskan, dalam berpolitik, dia tidak menggunakan money politics

"Saat Pemilu 2019, saya tidak melakukan money politics. Bapak dan Ibu telah memberikan kehormatan dan kepercayaan kepada saya. Karena itu, secara sungguh-sungguh, saya menjalankan amanat sebagai wakil rakyat. Dengan memperjuangkan aspirasi masyarakat," tutur Gobel.

Baginya, kehormatan harus dibalas dengan kehormatan. Kepercayaan harus dibalas dengan kepercayaan.

"Nanti, pada Pemilu 2024 pun, saya tidak akan melakukan politik mea-mea. Karena, politik saya adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan," tegas pria kelahiran 3 September 1962 ini.

Sepanjang tahun ini, Gobel sudah 16 kali ke Gorontalo, untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Baik di masa reses, atau kunjungan ke daerah pemilihan saya.

Mea-mea adalah istilah Gorontalo untuk politik uang. Mea-mea artinya merah-merah. Sesuai warna uang kertas lembaran Rp 100 ribu. Istilah lainnya adalah biu-biu untuk pecahan Rp 50 ribu. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.